JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan pergeseran materi khilafah dari materi fikih menjadi materi sejarah bukan untuk meminimalisir penyebaran radikalisme.
Dia mengklaim hal tersebut agar para murid yang mempelajari materi tersebut tidak salah paham.
"Ndak. Takutnya nanti anak-anak jadi rancu pemikirannya. Jadi seolah-olah kita mengangkat itu dari aspek fikih. Padahal kita mengangkatnya dari level bawah ya dari sejarah Islam saja," kata Menag Fachrul Razi.
Fachrul mengatakan perubahan pembahasan kajian khilafah ini adalah sesuatu hal yang baik. Hal ini, menurutnya, agar khilafah dalam pembahasan sejarah Islam tidak hilang.
"Bagus. Maksudnya kan masalah itu kan nggak hilang ya. Memang itu sejarahnya Islam ya yang nggak boleh dihilangkan. Kita pindahkan ke sejarah Islam," ucapnya.
Dia mengatakan pembahasan khilafah secara fikih diperbolehkan di 'level' tertentu saja. Namun, Fachrul tidak menjelaskan secara spesifik makna level dari yang dia maksud.
"Kalau di fikih ada nanti level tertentu aja nanti yang boleh ngebahas itu. Kalau nggak nanti rancu dia ya," sambungnya.
Fachrul mengatakan, pembahasan khilafah ini nantinya akan masuk dalam pelajaran Sejarah Islam. Dia juga tidak terpikir untuk membahas hal ini dengan para organisasi kemasyarakatan (ormas). "Ndak, kalau itu ndak ada masalah," katanya.
Sebelumnya, upaya penarikan materi khilafah dan jihad di lingkup Madrasah oleh Kementerian Agama viral di media sosial. Perintah penarikan materi tersebut tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar.
Kementerian Agama, melalui Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, menanggapi viralnya surat tersebut. Dia mengatakan, yang dimaksud oleh Kementerian Agama dalam hak ini hanyalah perubahan pengajaran khilafah dan jihad dari kajian fikih menjadi kajian sejarah.
"Jadi begini, pertama, khilafah dan juga jihad itu tidak dihapuskan sama sekali dalam mata pelajaran kita, hanya dipindahkan tempatnya dari pelajaran fikih menjadi pelajaran sejarah. Jadi fakta bahwa pernah ada khilafah dalam sejarah peradaban Islam itu tidak bisa ditutupi itu fakta adanya, pernah ada dalam sejarah peradaban Islam," kata Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin. (dtc)
Terpopuler
1
Keutamaan Hari Tasyrik dan Amalan yang Dapat Dilakukan
2
Bolehkah Menerima Kurban dari Non-Muslim?
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Kepengurusan PW GP Ansor Lampung Masa Khidmah 2024-2028
4
Saat Kang Jalal Pringsewu Robohkan Sapi Presiden Prabowo
5
Apakah Orang Berkurban Boleh Memakan Daging Kurbannya? Ini Ketentuan Pembagian Daging Kurban
6
Hari Raya Idul Adha: Gubernur Lampung Ajak Aktualisasikan Nilai Keikhlasan dan Pengorbanan
Terkini
Lihat Semua