Warta

KH Agus Muzani, Ulama yang Berkiprah Sebagai Wakil Rakyat

Jumat, 2 Maret 2018 | 11:29 WIB

KH Agus Muzani adalah salah satu ulama yang banyak berperan dalam organisasi NU di Lampung. Meski mulanya beliau adalah tokoh Mathaul Anwar yang berasal dari Menes, Pandeglang, Banten, namun dalam perjalanan hidupnya beliau lebih banyak berkiprah di Nahdlatul Ulama. Agus Muzani datang ke Lampung pada masa agresi militer Belanda yang kedua, sekitar tahun 1948. Pertama datang ke Lampung, kiai Muzani masuk ke Gubuk Sero-- sekarang masuk Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung. Dia melaksanakan tugas dari Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) untuk mendirikan madrasal Mathla'ul Anwar. Kemudian pada tahun 1951,  putera Muhammad Said dan Ratu Jalisah, itu mendirikan madrasah di Gunung Mas, masih di wilayah Kelurahan Kangkung. Dari dokumen yang didapat dari Badan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Muzani adalah Rois Syuriah NU cabang Teluk Betung-Tanjung Karang era tahun 1970-an.  Kemudian, beliau menjadi Rois Syuriah PWNU Lampung pada masa ketua PWNU Volta Djelipanglima (era tahun 1985-1988), dan kembali menjadi Rois Syuriah pada masa KH Khusnas Mustofa Ghufron menjadi ketua PWNU periode pertama (1992-1997). Ketika NU menjadi partai politik, Agus Muzani  terpilih menjadi anggota DPR Gotong Royong Provinsi Lampung dari Partai NU (1955). Lalu menjadi  DPRD Kota Bandar Lampung dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1972  dan dan DPRD Lampung (PPP) pada tahun 1975. [caption id="attachment_11174" align="alignnone" width="225"]KH Agus Muzani ketika menjadi DPRD Lampung KH Agus Muzani ketika menjadi DPRD Lampung[/caption] Sehari-hari ayah dari Agus Syaiful Islam, wakil ketua PWNU Lampung, itu adalah guru madrasah. Beliau membuka pondok pesantren sekitar tahun 1968 bernama Nurussalam Mataul Anwar.  Kesehariannya mengajar di madrasah tersebut. Muridnya lumayan banyak, dari berbagai kabupaten, seperti Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran, dan tentunya banyak pula dari seputaran Tanjung Karang dan Teluk Betung. "Peran abah di bidang pendidikan, yaitu melalui mathaul anwar (MA). Dibidang dakwah melalui MA dan NU. Sedang di bidang politik melalui NU dan PPP," kata kiai Syaiful Islam. Sebagai ulama, kiai Muzani kerap berkeliling untuk berdakwah. Beliau termasuk ulama yang saat diperhitungkan kala itu.  Suaranya lantang, vokalnya keras. Kulit sawo matang, klimis dan berambut ikal.  Pada saat pecah peristiwa kekerasan terhadap kelompok pengajian di Talangsari, Lampung Timur, Februari 1989, beliau ikut dilibatkan dalam penyelesaian kasus tersebut. Ketika itu, Letkol Hendropriyono menjadi Danrem 043 Garuda Hitam. Peran kiai Muzani adalah sebagai tokoh agama yang memberikan pencerahan pada komunitas Islam tersebut. Agus Muzani meninggal di tahun 1992, ketika masih menjadi Rois Syuriah PWNU Lampung. (Saf/Rafa)