Warta

Keutamaan Menuntut Ilmu (2)

Selasa, 10 Maret 2015 | 08:00 WIB

Sebagaimana yang sudah diulas, ilmu adalah cahaya dari Allah SWT. Dengan Ilmu, seseorang lebih bisa menyempurnakan sistem pengendali nafsunya dan siap mementahkan gangguan-gangguan syetan, sehingga memudahkannya untuk  meniti jalan yang lurus. Berikut adalah dalil-dalil dalam Al Quran yang menjabarkan tentang keutamaan menuntut 1. Dalil Al-Qur’an Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan atau hanya sekedar menyinggung tentang keutamaan menuntut ilmu, di antaranya adalah sebagaimana berikut ini : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Artinya : “ Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya [1]“.   وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ Artinya : “ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui [2]“,   اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ. Artinya : ” Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui. (Surat Al-a’alq ayat 1-5).   فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا Artinya : “ Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Surat Thoha ayat 114) 2. Dalil Hadits   Sedangkan keterangan-keterangan tentang keutamaan menuntut ilmu di dalam hadits Nabi SAW antara lain adalah sebagai berikut  :   عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ أَبِي الدَّرْدَاءِ بِدِمَشْقَ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ، وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْبَحْرِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» Artinya :" Dari Katsir bin Qois berkata, Saya berada di sisi Abi Darda’ di Damsyiq, Ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa berjalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, dan para malaikat meletakkan sayap-sayapnya (sebagai tikar) karena ridlo (senang) terhadap apa yang sedang ia kerjakan, dan sesungguhnya mahluq-mahluq yang ada di langit dan bumi serta ikan-ikan yang ada di tengah laut sungguh-sungguh memintahkan ampunan (dari Allah) untuk orang ‘alim, dan keutamaan orang ‘alim atas orang yang ahli ibadah (tidak alim) seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang, sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi, sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambilnya berarti ia telah mendapatkan bagian yang sempurna “   عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَأَنْ تَغْدُوَ فَتَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ» Artinya :" Dari Abu Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda: Adapun sungguh bahwa engkau berjalan pergi mempelajari satu bab dari ilmu yaitu lebih baik daripada engkau melakukan shalat seratus raka'at".   عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي ذَرٍّ قَالَا: بَابٌ مِنَ الْعِلْمِ يَتَعَلَّمُهُ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِنْ أَلْفِ رَكْعَةٍ تَطَوُّعٍ، وَبَابٌ مِنَ الْعِلْمِ يَتَعَلَّمُهُ عُمِلَ بِهِ أَوْ لَمْ يُعْمَلْ بِهِ، وَقَالَا: سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا جَاءَ الْمَوْتُ طَالِبَ الْعِلْمِ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ مَاتَ وَهُوَ شَهِيدٌ» Artinya :" Dari Abu Hurairoh dan Abu Dzar keduanya berkata, Satu bab dari ilmu yang dipelajari seseorang, lebih kami sukai daripada sholat sunnah 1000 roka’at, juga satu bab dari ilmu yang seseotang pelajari, baik dikerjakan atau tidak dikerjakan. Lalu keduanya berkata lagi, kami mendengar Rasulullah SAW bersabda, Jika mati mendatangi si pencari ilmu, sedangkan ia sedang dalam mencari ilmu maka ia mati syahid". 3. Dalil Atsar dan perkataan Salafus Sholih   قَالَ اِبْنُ الْمُبَارَكِ رحمه الله: عَجِبْتُ لِمَنْ لَمْ يَطْلُبْ الْعِلْمَ كَيْفَ تَدْعُوْهُ نَفْسُهُ إِلَى مُكَرَّمَةٍ؟ Artinya : “ Berkata Ibnul Mubarak ra : "Aku heran orang yang tidak menuntut ilmu! Bagaimana ia mau membawa dirinya kepada kemuliaan".   قَالَ أَبُوْ الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: لَأَنْ أَتَعَلَّمَ مَسْأَلَةً أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ. وَقَالَ أَيْضاً: كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا وَلَا تَكُنْ الرَّابِعَ فَتَهْلَكَ. Artinya : “ Abu Darda' ra berkata : "Sungguh lebih suka aku mempelajari satu masalah, daripada mengerjakan shalat satu malam". Beliau juga berkata “ Jadilah engkau orang yang berilmu atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mendengarkan ilmu, jangan jadi engkau yang keempat, karena engkau akan rusak (celaka).   قَالَ عَطَاءُ: مَجْلِسُ عِلْمٍ يُكَفِّرُ سَبْعِيْنَ مَجْلِسًا مِنْ مَجَالِسِ الَّلهْوِ. Artinya : “'Atha' berkata : "Suatu majelis ilmu itu, akan menutupkan dosa tujuh puluh majelis yang sia-sia".   قاَلَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَوْتُ أَلْفِ عَابِدٍ قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ أَهْوَنُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ بَصِيْرٍ بِحَلاَلِ اللهِ وَحَرَامِهِ. Artinya : Sayyidina Umar ra. berkata : "Meninggalnya seribu 'abid, yang malamnya mengerjakan shalat dan siangnya berpuasa, adalah lebih mudah, daripada meninggalnya seorang alim yang mengetahui yang dihalal kan dan yang diharamkan Allah".   قَالَ الشَّافِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنَ النَّافِلَةِ. Artinya : “ Imam Asy-Syafi'i ra berkata : Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berbuat ibadah sunnah ". قَالَ اِبْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ رحمه الله: كُنْتُ عِنْدَ مَالِكٍ أَقْرَأُ عَلَيْهِ الْعِلْمَ فَدَخَلَ الظُّهْرُ فَجَمَعْتُ الْكُتُبَ لِأُصَلِّي، فَقَالَ: يَا هذَا مَا الَّذِيْ قُمْتَ إِلَيْهِ بِأَفْضَلَ مِمَّا كُنْتَ فِيْهِ إِذَا صَحَّتِ النِّيَّةُ. Artinya : “ Ibnu Abdil Hakam rahimahullah berkata:  Adalah aku belajar ilmu pada Imam Malik. saat masuk waktu Dhuhur. Maka aku kumpulkan semua kitab untuk mengerjakan shalat. Maka berkata Imam Malik : Hai, tidaklah yang engkau bangun hendak mengerjakannya itu, lebih utama daripada apa yang ada engkau di dalamnya, apabila niat itu benar". (agus mahfudz/Sekertaris PCNU Pringsewu)