• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Warta

Innalillahi, Mbah Dalhar Pringsewu Berpulang ke Rahmatullah

Innalillahi, Mbah Dalhar Pringsewu Berpulang ke Rahmatullah
KH Muhammad Dalhar (Mbah Dalhar). (Foto: NU Online/Faizin)
KH Muhammad Dalhar (Mbah Dalhar). (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu kehilangan sosok kiai alim dan sederhana menjelang Ramadhan 1444 H ini. KH Muhammad Dalhar yang karib disapa Mbah Dalhar berpulang ke rahmatullah pada Senin (20/3/2023) malam sekitar pukul 20.00 WIB di kediamannya di Dusun Pangaleman Desa Kresnomulyo, Kecamatan Ambarawa.


Mbah Dalhar merupakan ulama sepuh di Pringsewu yang sangat istiqamah mengajarkan kitab-kitab pesantren kepada masyarakat. Di kediamannya, beliau memiliki majelis yang mengkaji berbagai kitab klasik seperti Ihya Ulumuddin dan kitab-kitab hadits lainnya.


Innã lillãh. Beliau ulama langka wiridannya bukhoriy lahul fãtihah,” kata Mustasyar Pengurus Cabang Nahdalatul Ulama (PCNU) Pringsewu KH Sujadi setelah mendengar kabar wafatnya Mbah Dalhar.


Menurut Kiai Sujadi, Mbah Dalhar merupakan sosok teladan yang mampu memberi contoh nyata dalam kehidupan untuk berprilaku tawadhu dan tidak menunjukkan kelebihan diri. "Beliau sosok yang mendalam ilmunya dan sangat sederhana," ungkapnya.


Selain mengajarkan kitab-kitab di kediamannya, Mustasyar Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Ambarawa ini juga mengajar para santri di pesantren yang tak jauh dari kediamannya. Walau dalam kondisi sakit, Mbah Dalhar tetap memberi kajian-kajian kitab klasik di kediamannya kepada santrinya yang berasal dari berbagai daerah di Lampung.


Dalam sebuah kajian pada Ngaji Ahad Pagi di Gedung NU Pringsewu, Mbah Dalhar pernah menyampaikan tentang hakikat manusia. Manusia jelasnya, diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi. Kesempurnaan manusia itu harus terus dijaga dan digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai kesempurnaan tersebut hilang sehingga manusia hanya dalam bentuk jasadnya saja namun hakikatnya bukan manusia.


"Dalam diri kita mengalir darah. Dalam darah kita ada ruh dan dalam ruh ada rasa. Sehingga jika orang tak punya rasa, hakikatnya bukan manusia," tegasnya.


Sebagai mahkluk yang paling sempurna, manusia juga harus menyadari bahwa tugas utamanya adalah beribadah mendekatkan diri kepada yang telah menciptakannya yaitu Allah SWT. Dalam beribadah ada empat tingkatan yang dapat menghantarkan manusia merasakan nikmatnya beribadah sekaligus menjadikan manusia lebih sempurna lagi.


"Empat tingkatan tersebut adalah marifat yakni ilmu dalam beribadah, syariat yakni cara beribadah, thariqat yakni jalan atau arah beribadah, dan yang terakhir adalah tingkatan hakikat yakni tujuan dari ibadah kita," jelasnya.


Kiai Dalhar mengibaratkan perjalanan menuju kenikmatan beribadah tersebut seperti berlayar mengarungi lautan. " Marifat itu ilmunya, syariat itu kapalnya, thariqat itu lautnya, dan hakikat itu adalah mutiara di dalam lautnya," katanya.


Selamat Jalan Mbah Dalhar. Lahul Fatihah.


Warta Terbaru