Hindari Provokasi di Tengah Pandemi

TIONGKOK- Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Tiongkok merespon pemberitaan media terkait penghancuran ribuan masjid di Xinjiang.

Berikut pernyataan yang ditandatangani Rois Syuriah PCINU Tiongkok H. Imron Rosyadi Hamid, M.Si, Katib Syuriah Su'udut Tasdiq, L.LM, Ketua Tanfiziah Nurwidiyanto, M.Sc, dan Sekretaris Tanfiziah Arif Taufiq N.A, MF tertanggal 29 September 2020 :

Setelah mengikuti pemberitaan media beberapa hari terakhir yang menyebut ada penghancuran ribuan masjid di Tiongkok yang bersumber dari sebuah lembaga think tank Australia, maka PCINU Tiongkok perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Mengharapkan agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi pemberitaan yang belum jelas kebenarannya.
2. Berita yang menyebut terjadinya penghancuran ribuan masjid di Xinjiang oleh Pemerintah China itu seperti mengulang berita-berita yang sama yang pernah beredar beberapa tahun lalu dari sumber-sumber media barat dan sudah dibantah otoritas China.
3. PCINU Tiongkok perlu menyampaikan informasi berdasarkan kenyataan yang kami saksikan berkait kehidupan beragama di China. Aktivitas umat Islam di Tiongkok berlangsung normal termasuk keberadaan masjid-masjid di berbagai kota yang terpelihara dengan baik dan warga muslim, termasuk dari Indonesia bebas beribadah di dalamnya.
4. Konstitusi China memberikan kebebasan beragama bagi rakyat Tiongkok untuk memeluk agama atau tidak (pasal 36). Ada 5 Agama resmi di China yang difasilitasi oleh Pemerintah China : Islam, Protestan, Katolik, Budha dan Tao.
5. Selain membangun banyak masjid di berbagai kota, Pemerintah Tiongkok juga memberikan berbagai fasilitas pelayanan ibadah haji bagi warga muslim yang akan ke tanah suci.
6. Mengajak umat Islam Indonesia untuk fokus membantu Pemerintah RI dalam menangani wabah Covid-19 dan tetap jernih dalam menanggapi berita yang menyebut ada penghancuran ribuan masjid di Tiongkok di tengah berkembangnya wacana perang dagang antara Barat dan China.