• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Warta

FKUB Pringsewu Bakal Gelar Temu Tokoh Lintas Agama, Ini Agendanya

FKUB Pringsewu Bakal Gelar Temu Tokoh Lintas Agama, Ini Agendanya
FKUB Pringsewu Bakal Gelar Temu Tokoh Lintas Agama, Ini Agendanya. (Foto: NU Online Lampung)
FKUB Pringsewu Bakal Gelar Temu Tokoh Lintas Agama, Ini Agendanya. (Foto: NU Online Lampung)

Pringsewu, NU Online Lampung

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pringsewu akan menggelar pertemuan tokoh lintas agama. Pertemuan ini akan dihadiri tokoh yang terdiri dari pimpinan agama, wanita, pemuda, dan  pemudi lintas agama yang ada di Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini.


Ketua FKUB Pringsewu KH Mahfudz Ali mengatakan bahwa kegiatan digelar dalam rangka menyatukan frekuensi para tokoh lintas agama untuk senantiasa merawat kerukunan. Terlebih jelang tahun politik 2024 yang berdasarkan pengalaman rentan terjadi polarisasi di tengah masyarakat akibat perbedaan pilihan politik.


“Kegiatan akan menghadirkan tokoh agama Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan juga para tokoh lintas ormas keagamaan seperti MUI, NU, Muhammadiyah, dan LDII,” jelasnya di kesekretariatan FKUB Pringsewu, Rabu (12/7/2023).


Dalam temu tokoh lintas agama ini, akan diwarnai dengan Dialog tentang Pemilu Anti Hoaks dan Anti Politik Identitas yang menghadirkan pembicara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung dan Akademisi UIN Raden Intan Lampung.


“Penting bagi para tokoh agama untuk menjadi teladan dalam mewujudkan kesejukan dan kerukunan di masyarakat jelang tahun politik. Terlebih menjaga umat dari paparan hoaks terkait politik dan lainnya yang saat ini membanjiri media sosial,” ungkapnya.


FKUB berupaya menyatukan tekad dan komitmen para tokoh lintas agama untuk menghadapi tahun politik ini dengan penuh integritas, menghindari hoaks, ujaran kebencian, memperkuat literasi digital, serta menolak politik identitas yang menggunakan nama agama untuk kepentingan politik praktis. 


Politik identitas yang menggunakan nama agama untuk kepentingan politik praktis harus dihindari. Agama menurutnya merupakan ranah pribadi yang tidak seharusnya menjadi alat pemecah belah untuk kepentingan politik kontestasi. Agama harus menjadi solusi masalah, bukan menjadi sumber masalah.


“Nantinya kita akan menghasilkan kesepakatan bersama untuk meningkatkan literasi digital di kalangan umat dan masyarakat dengan berbagai upaya untuk memahami dan menghadapi tantangan informasi yang berkembang pesat di era digital ini,” ungkapnya. (Muhammad Faizin)


Warta Terbaru