• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Bib Zaman: Jangan Terjebak pada Simbol-simbol Agama

Bib Zaman: Jangan Terjebak pada Simbol-simbol Agama
Stafsus Menteri Agama H Nuruzzaman dalam kunjungannya ke Lampung. (Foto: Kemenag)
Stafsus Menteri Agama H Nuruzzaman dalam kunjungannya ke Lampung. (Foto: Kemenag)

Tulangbawang, NU Online Lampung

Stafsus Menteri Agama, H M Nuruzzaman  mengajak segenap umat beragama di Indonesia untuk beragama dengan tidak terjebak pada simbol-simbol agama. Ia mengajak semuanya untuk mengedepankan esensi beragama agar menjadi umat yang moderat dalam beragama.

 

“Dan kita tidak terjebak pada simbol-simbol agama. Dari dahulu kita sudah selesai dalam soal atribut-atribut misalnya gamis. Islam itu bukan gamis. Gamis itu bukan agama, yang agama itu aurat,” kata Bib Zaman, sapaan karibnya, memberi contoh.

 

Ia mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia menjadi satu bangsa yang hebat dalam mengelola perbedaan. Meskipun banyak perbedaan, suku, agama, ras, dan sejenisnya, bangsa Indonesia tetap bisa rukun dan damai sampai dengan sampai ini.

 

Oleh karena itu, ia mengajak segenap warga bangsa untuk bersyukur atas anugerah ini melalui bentuk merawat keragaman budaya dan kerukunan antar sesama anak bangsa. Semua harus bangga pada budaya luhur peninggalan para leluhur.

 

Jangan sampai menurutnya, bangsa Indonesia membangga-banggakan tradisi dan budaya negara lain dengan kontra dan menjelek-jelekkan budayanya sendiri.

 

Selama ini NU telah menjadi contoh baik dalam merawat tradisi dan nilai atau esensi agama. Nahdlatul Ulama menurutnya mampu menjadikan tradisi dan budaya dalam satu frekuensi dengan tidak membentur-benturkannya. Budaya dan tradisi dijadikan sebagai infrastruktur dakwah nilai-nilai Islam rahmatan lilalamin.

 

Hal ini dipaparkannya pada Halaqah Fikih Peradaban yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Islah, Tulang Bawang, Kamis (14/12/2023). Halaqah ini mengusung tema Pengalaman Islam Indonesia dalam membangun Peradaban Nusantara.

 

Sementara Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H Puji Raharjo pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa perjuangan dalam mendirikan Nahdlatul Ulama tidak jauh dari upaya merawat tradisi luhur yang telah dicontohkan Nabi, sahabat, dan para ulama.

 

“NU lahir sebagai respon terhadap realitas global utamanya runtuhnya turun Turki Utsmani dan berdirinya kerajaan Arab Saudi kemudian adanya deklarasi hijaz,” ungkapnya.

 

Menurutnya kelahiran NU merupakan manifestasi dari kesadaran teologis, sekaligus kesadaran politis untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) di bumi Nusantara.

(Muhammad Faizin)


Warta Terbaru