• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Syiar

Yasinan sebagai Pusat Interaksi dan Informasi Masyarakat

Yasinan sebagai Pusat Interaksi dan Informasi Masyarakat
Yasin sudah menjadi tradisi masyarakat
Yasin sudah menjadi tradisi masyarakat

YASINAN merupakan sebuah tradisi rutinitas masyarakat yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara manusia dengan manusia lain yang masih hidup, interaksi manusia yang hidup dengan yang sudah meninggal dan interaksi manusia dengan Tuhannya.

 

Tradisi ini sudah turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Meski hukum pelaksanaannya banyak yang melarang dari sekelompok kecil tertentu.

 

 Padahal Yasinan merupakan kegiatan membaca surat Yasin baik sendiri, sekeluarga maupun berjamaah. Baik ada menu santapan ataupun tidak, tergantung kemampuan bershadaqahnya.

 

 Jika tidak mampu cukup dengan segelas air putih saja. Tidak ada paksaan dalam Yasinan, yang isinya hanya membaca surat Yasin dan shadaqah makanan.

 

Rasulullah saja menganjurkan kita untuk memberikan shadaqah kepada orang yang tidak dikenal ketika berkunjung ke rumah kita. Apalagi kepada orang yang kita kenal dan juga kita undang untuk mendoakan diri kita dan keluarga kita. Sudah selayaknya kita muliakan. Karena mereka semua adalah tamu istimewa.

 

Kegiatan membaca surat Yasin oleh masyarakat lebih suka diucapkan dengan Yasinan, diimbuhi tambahan an yang menunjukkan perbuatan membaca Yasin. Sama dengan membaca Tahlil disebut dengan Tahlilan, membaca Takbir disebut Takbiran, membaca surat Waqiah disebut Waqiahan, membaca sejarah Nabi Muhammad (Maulid), disebut Maulidan dan sebagainya.

 

Jadi membaca surat Yasin dan shadaqah makanan merupakan bukan suatu hal baru atau dalam bahasa Arab disebut Bid’ah yang tanpa dicontohkan langsung dari Rasulullah Saw, karena sudah pasti Rasulullah sendiri juga membaca surat tersebut. 

 

Adapun hadits yang berhubungan dengan pembacaan surat Yasin secara khusus antara lain, 

Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridoan Allah, ia akan diampuni (dosanya).” (HR. At Thobroni/145, 418 dan Al-Bayhaqi/2360, 2361 dari Abu Huroiroh, Ad Darimi/3478 dari Hasan, Dishahihkan oleh Ibnu Hibban/2626). 

 

Tradisi Yasinan yang memang sudah menjadi rutinan turun-temurun, memberikan dampak sosial kepada seluruh aspek masyarakat. Tua, muda, bahkan anak-anak. Semuanya berkumpul bersama dalam satu tempat duduk (majelis) tanpa memandang status apapun. Kaya miskin semuanya duduk bersama membaca tahlil, shalawat, tasbih dan doa.

 

Bentuk Yasinan pada zaman dahulu tidak jauh berbeda dengan yang sekarang. Namun karena wilayah administrasi dan industri yang terus menerus berkembang di kota, sedangkan di kampung lebih normal dan setara, maka ada sedikit keperbedaan antara yang di kampung dengan yang di kota.

 

Yasinan di kampung meski berjalan seperti biasa namun bisa dikatakan sebagai pusat musyawarah dan informasi dari segala permasalahan desa. Mulai membahas masalah gotong royong, iuran wajib, pilkada dan pusat pengajian.

 

Semua dibahas didalam Yasinan, lebih tepatnya ketika setelah selesai membaca doa dan diselingi dengan santapan. Semua permasalahan hampir dapat diselesaikan didalam Yasinan, begitu juga informasi yang bisa diakses dan didapat didalamya.

 

Pada tahun 2021, tradisi menginformasikan sesuatu hal di dalam Yasinan, ini masih dilestarikan di kampung-kampung provinsi Lampung, seperti di Kampung Wonoasri Desa Lengkukai, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus. Yasinan itu biasa dipimpin oleh tokoh adat, tokoh sipil dan tokoh agama.

 

Di kampung ini, bahkan tidak ada papan pengumuman atau mading, meskipun sekarang sudah canggih, menginformasikan bisa lewat Whatsapp (WA) atau telephon, namun warga masih mengutamakan lewat Yasinan, karena lebih sopan dan lebih mengena.

 

Memang sebelum adanya HP, TV, Koran, dan media cetak/online lainnya, semua informasi bisa di akses dan didapatkan salah satunya di dalam acara Yasinan. Dalam Yasinan merupakan momen tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama menyampaikan informasi terkait kampung, desa, pendidikan, tradisi tahunan dan tempat peribadatan.

 

Yasinan juga memberikan dampak kerekatan dan keakraban di masyarakat. Di kampung atau di desa hampir semua individu saling mengenal, meski jarak rumahnya lima kilometer sendiri dari salah satu individu lainnya. Mereka akan saling paham, nama, keluarga bahkan asal usul silsilahnya.

 

Hal tersebut berbeda dengan di kota yang kadang bertetangga saja kurang akrab bahkan ada yang tidak kenal atau saling mengenal.

 

 (Yudi Prayoga, kontributor di NU Online Lampung)


Syiar Terbaru