• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Syiar

Mencari Nafkah Merupakan Ibadah Sedekah

Mencari Nafkah Merupakan Ibadah Sedekah
Mencari rezeki untuk keluarga merupakan sedekah (Foto: NU Online)
Mencari rezeki untuk keluarga merupakan sedekah (Foto: NU Online)


Mencari nafkah merupakan ibadah yang diganjar oleh Allah swt dengan pahala yang besar. Asalkan mencarinya dengan ikhlas mengharap ridha dari Allah swt untuk menafkahi keluarganya. 

 

Selain itu juga, nafkah yang dicari harus baik dan halal, sehingga menjadikan berkah dan berpahala. 

 

Seorang laki-laki yang mencarikan nafkah untuk keluarganya merupakan pahlawan bagi keluarganya, sehingga ia patut untuk dihormati, disanjung dan disayang oleh keluarganya. 

 

Rasulullah saw sangat mengapresiasi kepada orang yang mau bekerja keras, membanting tulang untuk keluarganya. 

 

Maka kata Rasul, bahwasanya makanan yang disantap oleh keluarganya karena hasil keringatnya merupakan bernilai sedekah.

  وقد قال صلى الله عليه و سلم ما أنفقه الرجل على أهله فهو صدقة وإن الرجل ليؤجر في اللقمة يرفعها إلى في امرأته

 

Artinya: Rasulullah saw bersabda, nafkah yang diberikan seorang kepala rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi ganjaran karena meski sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut keluarganya (HR Muttafaq alaih).

 

Dan dosanya seorang yang mencari rezeki akan diampuni, ketika di pagi hari ia bekerja untuk keluarganya dengan ikhlas dan mengharap ridha dari Allah swt. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani:


من اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ

 

Artinya: Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek karena bekerja dengan kedua tangannya dalam mencari nafkah maka di saat itu diampuni dosa baginya (HR Thabrani).

 

Di dalam hadits Nabi yang lain, yang diriwayatkan oleh Al Miqdam bin Ma’dikarib, disebutkan bahwasanya seorang laki-laki yang mencari rezeki dan memberikannya kepada keluarganya dinilai sedekah:

مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ

 

Artinya: Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah (HR. Ahmad). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan.

 

Juga hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqosh, orang yang mencari nafkah dengan ikhlas, akan menuai pahala besar:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فِى امْرَأَتِكَ

 

Artinya: Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu (HR Bukhari).

 

Itulah dari semua dalil yang diungkapkan di atas, menunjukkan bahwa mencari nafkah merupakan suatu ibadah mulia yang bernilai sedekah. 

 

Sehingga kita jangan pernah meremehkan apapun pekerjaan seseorang yang sedang menafkahi keluarganya. Karena siapa tahu Allah swt sangat mencintai hamba tersebut karena keikhlasannya dalam bekerja. 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru