Syiar

Empat Bulan Mulia Termasuk Muharram, Ini 3 Keutamaannya

Kamis, 18 Juli 2024 | 18:17 WIB

Empat Bulan Mulia Termasuk Muharram, Ini 3 Keutamaannya

Ilustrasi bulan Muharram (Foto: NU Online)

Dalam agama Islam, dari 12 bulan yang ada dalam kalender hijriah, terdapat empat bulan mulia selain bulan Ramadhan, yang disebut asyhurul hurum, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab. Keempat bulan ini memiliki keutamaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya.

 

Itu artinya, ada kelebihan-kelebihan tertentu antara satu bulan dengan bulan yang lain dalam kalender hijriah. Karena kemuliaan bulan-bulan itulah, Islam menganjurkan kita untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai ikhtiar memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

 

Keistimewaan empat bulan tersebut sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah ayat 36: 

 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّ

 

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus.

 

Akan halnya nama-nama bulan mulia itu dijelaskan langsung oleh Rasulullah saw melalui hadits-haditsnya. Di antaranya, dalam khutbah haji wada’, Rasulullah saw menyampaikan:

 

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 

Artinya: Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil Tsani dan Sya’ban (HR Bukhari) 

 

Lantas apa saja keutamaan bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) tersebut? Berikut penjelasannya.

 

1. Bulan istimewa  

Segala hal yang telah Allah pilih pasti memiliki keistimewaan. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskann bahwa Allah telah memilih utusan dari sekian malaikat, memilih rasul dari sekian manusia, memilih dzikir dari sekian ucapan biasa, memilih masjid dari hamparan bumi.

 

Kemudian, Allah telah memilih bulan Ramadhan dan asyhurul hurum dari keseluruhan bulan, memilih Jum`at dari beberapa hari, memilih lailatul qadar dari malam-malam lainnya. Maka muliakanlah segala hal yang Allah muliakan. 

 

2. Peningkatan kualitas takwa 

Berbeda dengan bulan-bulan pada umumnya, pada asyhurul hurum setiap muslim dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas takwa. Orang yang melakukan maksiat pada keempat bulan tersebut akan mendapat balasan dosa lebih besar. 

 

Selain dosa yang mengalami pelipatgandaan balasan, pahala amal ibadah juga demikian. Salah satunya adalah orang yang melakukan puasa sunnah pada bulan Muharram akan mendapat pahala 30 kali lipat. Diriwayatkan dalam satu hadits Nabi:

 

 عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

 

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).  

 

Pernyataan ini dikuatkan oleh pendapat Ibnu Abbas dalam menafsirkan surat At Taubah: 36 yakni:

 

ثُمَّ اخْتَصَّ مِنْ ذَلِكَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرَامًا وَعَظَّمَ حُرُمَاتِهِنَّ وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمَ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالْأَجْرَ أَعْظَمَ

 

Artinya: Allah swt mengistimewakan 4 bulan dari 12 bulan, ia menjadikannya haram dan mengagungkan kemuliaanya, perbuatan dosa di dalamnya lebih besar, amal saleh dan pahala juga lebih besar (Abul Fida’ Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir [Kairo: Muassasah Qurthubah, 2000] juz IV, hal 148)

 

3. Bulan perdamaian  

Pada zaman Rasulullah saw perang menjadi salah satu instrumen dakwah dengan beberapa ketentuan. Ketika memasuki bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab, Allah memerintahkan mereka untuk melakukan gencatan senjata. Kecuali jika pihak musuh yang memulai peperangan, maka umat Islam saat itu boleh membalasnya kendati berada di asyhurul hurum. 

 

Demikianlah setidaknya tiga keistimewaan bulan mulia dalam agama Islam sebagai mana dilansir dari NU Online. Semoga kuta dapat memanfaatkan waktu-waktu yang baik tersebut, untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan sebagai bekal di akhirat kelak.