Pemerintahan

Poros Maritim Dunia, Muhibah Budaya Jalur Rempah KRI Dewaruci Tiba di Provinsi Lampung

Ahad, 14 Juli 2024 | 11:37 WIB

Poros Maritim Dunia, Muhibah Budaya Jalur Rempah KRI Dewaruci Tiba di Provinsi Lampung

KRI Dewaruci saat tiba di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin diwakili  Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo menyambut kedatangan Tim Muhibah Budaya Jalur Rempah KRI Dewaruci dan Laskar Rempah di Provinsi Lampung Tahun 2024 di Pelabuhan Panjang, Kamis (11/7/2024).


Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan kerja sama antara Kemendikbud Ristek RI khususnya Dirjen Kebudayaan bersama TNI Angkatan Laut. Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024 ini mengusung tema Jalur Rempah dalam Konteks Konektivitas Budaya Melayu.


Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah dengan menggunakan  KRI Dewaruci dikomandoi oleh Letkol Laut (P) Rhony Lutviadhani, adapun  rute perjalanannya, yaitu  Jakarta - Belitung Timur - Dumai dan Siak - Sabang dan Aceh - Malaka - Tanjung Uban - Lampung - Jakarta yang mulai berlayar pada 7 Juni 2024.


Penjabat Gubernur Lampung dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo menyampaikan ucapan selamat datang kepada peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah di Provinsi Lampung.


“Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung saya mengucapkan selamat datang kepada Tim Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) KRI Dewaruci dan Laskar Rempah di Provinsi Lampung,” ucapnya.


Pj Gubernur juga menyampaikan perjalanan yang dilakukan oleh Tim Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan salah satu langkah dalam mempromosikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.


“Perjalanan ini tidak hanya merupakan penghormatan terhadap sejarah perdagangan rempah-rempah yang bersejarah, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam memperkuat ketahanan budaya dan mempromosikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujarnya. .


Menurutnya, kehadiran Tim Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan simbol dari kekayaan sejarah maritim dan budaya Nusantara yang telah menjadi warisan berharga bagi bangsa.


“Mereka adalah perwakilan dari perjalanan berabad-abad yang dilakukan para pahlawan-pahlawan laut kita dalam menjelajahi jalur rempah yang menghubungkan bangsa-bangsa di seluruh Nusantara dan dunia,” ungkapnya.


Sebagai bagian dari upaya dalam melestarikan warisan budaya yang berharga ini, Pemerintah bersama-sama berkomitmen untuk mengajukan Jalur Rempah Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia kepada UNESCO. 


“Langkah ini bukan hanya untuk mengenang jasa-jasa para leluhur dalam menjaga jalur perdagangan rempah-rempah, tetapi juga untuk memastikan nilai-nilai sejarah tersebut tetap hidup dan bermanfaat bagi generasi masa depan tentang pentingnya nilai-nilai sejarah dan kerja sama lintas budaya,” katanya. 


Dengan kekayaan alam Lampung dan budaya yang melimpah, lanjutnya, menjadikan Provinsi Lampung sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari warisan Jalur Rempah tersebut. 


“Keberadaan KRI Dewaruci dan Laskar Rempah di perairan Lampung hari ini tidak hanya sebagai tonggak perjalanan fisik, tetapi juga sebagai simbolik dari hubungan abadi antara laut, rempah-rempah, dan peradaban kita,” tuturnya.


Zona-zona ekonomi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke merupakan simpul-simpul ekonomi yang menandai pijakan sejarah perjalanan peradaban maritim bangsa Indonesia. Untuk itu sudah selayaknya kita mengenang semua itu untuk memantapkan nilai-nilai kebangsaan kita, nilai-nilai bangsa kita sebagai bangsa bahari, sebagai bangsa maritim.


Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud), diwakili Pamong Budaya Ahli Utama, Siswanto menyampaikan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah ini merupakan bukti dari konektivitas budaya melalui komoditi rempah di selat Malaka di masa lalu.


“Di masa lalu ada konektivitas budaya melalui komoditi rempah di selat Malaka dan kemudian budaya-budaya melayu ini atas inisiasi dari atau pemikiran dari seluruh pihak, akademisi, praktisi, kemudian komunitas, masyarakat, dan semuanya yang bertahun-tahun,” ujarnya. 


Kemudian mulai tahun ke-3, hari ini Kemendikbud Ristek memfasilitasi menjahit bagaimana kejayaan maritim itu nanti menjadi warisan budaya dunia. Siswanto mengajak semua pihak untuk bersama-sama bersinergi dalam upaya mempertahanan kejayaan jalur rempah di Indonesia.


“Kita tidak mungkin, Kemendikbud Ristek hanya melakukan sendiri, tetapi kebersamaan seluruh elemen masyarakat, seluruh komunitas atau komunitas yang berhubungan dengan jalur rempah,” ungkapnya. 


Ia mengatakan, kita akan mengadakan suatu koordinasi bagaimana kejayaan jalur rempah di Indonesia di Nusantara ini kemudian menjadi warisan dunia. Jalur rempah ini akan menjadi warisan dunia dan untuk selanjutnya mohon masukan, bimbingan, serta berikan kontribusi yang meningkatkan bagaimana kita mampu melestarikan dan mengembangkan warisan dunia ini.