Warta

Sayangilah Penghuni Bumi, Allah Akan Menyayangimu

Jumat, 8 Mei 2020 | 12:51 WIB

Sayangilah Penghuni Bumi, Allah Akan Menyayangimu

Oleh:  Rudy Irawan

IBADAH puasa merupakan ibadah personal kita kepada Allah SWT. Ia bersifat vertikal, akan tetapi dimensi horizontalnya lebih besar. Karena menjaga makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan ibadah puasa, seperti rafats, fasiq, atau hal-hal yang muncul dari lisan kita, adalah agar omongan, tutur kata, dan kalimat yang kita keluarkan dari lisan kita, pada hakikatnya adalah “jendela” dari kepribadian kita.

Setiap kita memulai suatu pekerjaan, kita senantiasa dianjurkan untuk membaca basmalah atau kalimat Bismillahir-Rahmanir-Rahim artinya “dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Ini dimaksudkan, agar kita sebagai hamba Allah dapat terus merasakan denyutan jantung dan hembusan nafas kita untuk menghirup oksigen adalah wujud kasih sayang Allah. Karena itu, kita mesti mewujudkan Kasih Sayang Allah itu, untuk menyayangi dan mengasihi hamba-hamba dan makhluk Allah yang lain.

Puasa yang kita jalankan, salah satunya dimaksudkan agar kita berempati kepada orang-orang yang lapar. Selain kita dianjurkan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Sebagian rizqi kita musti kita ambil sebagai zakat baik fitrah atau zakat mal bagi yang sudah memiliki penghasilan satu nishab (batas minimal kepemilikan) dan rentang waktu aman satu tahun (haul).

Ajaran Islam mengajarkan kita menyayangi sesama, menolong, menghormati, dan memuliakan mereka. Terutama kepada mereka-mereka yang terdampak dari Pandemi Covid-19, apakah para Guru ngaji, Ustadz, Tokoh Agama dan para pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka.

Rasulullah SAW bersabda:

ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء

“Sayangilah orang-orang yang ada di bumi maka Yang di langit akan menyayangi kamu sekalian”. 

Bahkan sudah menjadi kaidah yang baku dalam masyarakat

من يرحم يرحم

“barangsiapa menyayangi maka ia akan disayangi juga”.

Begitulah Allah membuat ketentuan hukum alam atau sunnatullah yang sering disebut dengan natural law. Karena apa yang ada dan berjalan di muka bumi ini,  tidak akan terjadi tanpa ada kehendak atau iradah Allah.

Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan :

ياأيها الذين أمنوا ان تنصروا الله ينصركم ويثبت اقدامكم

“Wahai orang-orang yang beriman,  apabila kamu sekalian menolong Allah maka Allah akan menolong kamu sekalian dan meneguhkan langkah kamu sekalian” (QS. Muhammad : 7).  

Meminjam pendapat filosuf Muslim. ibnu Sina, naluriah atau fitrah manusia itu sebenarnya ingin pada hanya yang benar, baik,  dan indah. Namun harus segera disadari bahwa manusia sering tidak mampu menghadapi berbagai macam godaan dan terjangan badai yang memporak porandakan dirinya. Ketika manusia dikalahkan oleh nafsunya, maka Allah menegaskan:

والذين كفروا فتعسا لهم وأضل أعمالهم

“Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaan bagi mereka,  dan Allah yang menyesatkan mereka” (QS.  Muhammad: 8).

Mari kita fahami, renungkan,  dan rasakan. Ajaran Islam mengajarkan pada kita,

  1. bersyukur kepada Allah, karena pada hakikatnya kita bersyukur pada diri kita sendiri (QS.  Luqman : 12).
  2. bersyukur kepada kedua orang tua, karena ridla Allah itu tergantung ridla kedua orang tua.
  3. Tolonglah orang lain, Allah akan menolongmu.
  4. Jika kamu menerima kebaikan dari orang lain,  maka balaslah kebaikan itu yang lebih baik atau paling sepadan dengan kebaikan itu (QS. An-Nisa’: 86).
  5. Menolong pada orang lain,  karena itu pertolongan akan datang menghampiri kamu.

Tanpa kita menghitung sudah dapat berapa hari,  Insyaa Allah kita memjalankannya dengan ikhlas, khusyu’,  dan terus melakukan muhasabah demi masa depan Indonesia yang lebih hebat lagi,  dan dikenal sebagai negara besar yang akan menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur. Allahu a’lam

*) Dosen UIN Raden Intan/Sekretaris Komisi MUI Lampung/ Wakil Ketua PCNU Kota Bandar Lampung


Terkait