Warta

Refleksi Tahun 2019 NU, Ketegangan Pilpres, Eksploitasi Agama dan Oligarkhi Ekonomi

Sabtu, 4 Januari 2020 | 09:24 WIB

LAMPUNG – Tahun 2019 telah berakhir. Banyak peristiwa penting  yang layak menjadi pelajaran untuk memperkuat nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Hajatan demokrasi seperti Pilpres dan Pileg dengan segala dinamika ketegangannya mewarnai tahun ini. Dan Alhamdulillah, Indonesia lolos dari prahara dan perpecahan.

Demikian sekelumit refleksi akhir tahun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang diterima redaksi nulampung.or.id. Rilis ditandatangani Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj dan Sekretaris Jendral Helmy Faishal Zaini.  

Dalam rilis itu, Nahdlatul Ulama (NU) merasa perlu mengingatkan seluruh elemen bangsa tentang khittah NKRI.  Bahwa NKRI didirikan oleh founding fathers dengan semangat kebersamaan. Pancasila adalah konsensus yang menengahi seluruh perbedaan.

NU  juga meminta politisi berhenti mengeksploitasi agama sebagai basis preferensi elektoral. NU mengingatkan tentang trilogi ukhuwah sebagai fundamen membangun persaudaraan, yaitu persaudaraan keislaman (ukhuwah islamiyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathoniyah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah).

Selain prinsip berbangsa dan bernegara yang tidak boleh berubah, NU juga mengingatkan sejumlah hal penting sebagai poin refleksi untuk memantapkan gerak dan laju bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasionalnya, yaitu keadilan sosial, infrastruktur sosial, pemerataan ekonomi dan bahaya oligarkhi serta tantangan intoleransi. (rls)  


Terkait