BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 50 santri di Pondok Pesantren Al Hikmah Way Halim Bandar Lampung mengikuti kegiatan pelatihan Jurnalistik di Aula Pondok pesantren pada Sabtu (14/10).
Para peserta mendapat materi tentang jurnalistik di era globalisasi, teknik menulis berita, dan teknik menulis artikel. Pelatihan tersebut menghadirkan Pemimpin Redaksi Website PWNU Lampung, Fadilasari sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, mantan jurnalis Majalah TEMPO dan Metro TV itu, menyatakan, sekarang sudah semakin marak jurnalisme online (internet), sehingga penyebaran informasi semakin cepat. “Kita duduk-duduk di depan komputer, bahkan sekarang bisa melalui Ponsel, ketik sesuatu yang benar, tidak benar, atau sebagian benar, lalu tekan tombol kirim, maka tulisan itu akan dibaca dari berbagai belahan dunia,” ujar Fadilasari, yang akrab disapa Ila itu.
Meskipun menulis itu mudah, namun ada kriteria tertentu berita yang layak siar. Diantaranya aktualitas (timeliness), kedekatan dari sisi geografis dan psikologis (proximity), tidak biasa (unusual), konflik (conflik), terkenal (prominence), dan menarik dari sisi kemanusiaan (human interest).
Selain itu, dalam suatu berita harus mengandung unsur 5W+1 H, yaitu what (apa), who (siapa) why (mengapa), when (dimana) where (dimana) dan how (bagaimana).
Ada tip-tips penulisan agar menarik menarik minat pembaca, namun tidak keluar dari konteks isi berita. “Sejak awal, penulis harus mampu membuat judul yang menarik, lead berita yang memikat, serta merangkai isi berita seperti rantai besi yang kokoh,” kata Ila, yang sudah mendapat sertifikasi kategori jurnalis kompetensi utama dari Dewan Pers ini.
[caption id="attachment_6542" align="alignnone" width="300"]

Peserta serius mengikuti pendidikan jurnalistik[/caption]
Pelatihan itu juga menghadirkan pemateri lain, yaitu Imam Mahmud, aktivis Keluarga Mahasiswa Nadhlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung. Dia yang menyampaikan materi Teknik Menulis Artikel dan Opini yang menarik.
“Artikel itu idenya berasal dari hasil pemikiran atau pengamatan, yang kemudian dianalisis menggunakan referensi pustaka,” kata Mahmud yang kerap menjadi juara lomba essay tingkat nasional itu.
Para santri sangat antusias mengikuti pelatihan jurnalistik tersebut. Apalagi pemateri kerap mengajukan pertanyaan kepada peserta, terkait berita-berita yang sedang aktual saat ini, dan menganalisis berita tersebut.
Penyampaian materi pun amat menyenangkan, karena peserta diajak melihat contoh-contoh berita yang ditayangkan di media online maupun media cetak. Setiap selesai satu sesi, peserta pun diberi waktu untuk praktek menulis berita, dan juga menulis artikel.
(Sunarto/ Rafa)