Warta

PMII Unila: Jangan Coreng Islam Rahmatan Lil Alamin

Selasa, 8 November 2016 | 21:44 WIB

BANDARLAMPUNG - Fenomena maraknya media intoleran mengatasnamakan Islam menjadi permasalahan yang sangat krusial saat ini. Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Lampung, Erzal Syahreza Aswir, meminta Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin untuk tidak dicoreng dengan hal tidak sesuai dengan ajaran Rasullulah SAW itu. “Saya merasa miris sekali melihat banyaknya media mengatasnamakan Islam tak bertanggung jawab yang bersifat provokatif dan intoleran. Nama Islam sebagai agama Rahmatan lil alamin telah tercoreng dengan media-media sejenis itu yang lebih banyak unsur provokatifnya,” ujar dia, di Bandar Lampung,  Selasa (8/11). Erzal menyatakan, fenomena tersebut merupakan wujud penistaan model gaya baru. "Media yang mengaku Islam tapi hobinya memunculkan isu-isu sara. Mengatasnamakan agama sebagai dalih kekerasan,  bukanlah media yang patut dikonsumsi oleh masyarakat",  ujarnya. Dia menegaskan, sebagai generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) sangat menyesalkan hal tersebut. “Jika terus seperti ini akan terjadi percikan-percikan kecil di antara umat beragama di Indonesia. Dan jika tidak segera dipadamkan akan menjadi api yang besar membakar semangat kebangsaan yang telah ada,” paparnya. "Media semacam itu harus dicegah dengan media Islam yang toleran, ramah, menanamkan nilai-nilai Pancasila, serta tidak meninggalkan kaidah jurnalistik yang berlaku," tegas Erzal. Ia melanjutkan, generasi muda NU harus bisa menciptakan media ramah guna menangkal media tersebut karena fokus utama gerakan radikal adalah generasi muda. “Maka kita harus memberikan penyadaran dan pemahaman tentang Islam Rahmatan Lil Alamin dan menggunakan media sebagai dakwah penyejukan. Kader muda NU harus menyadari bahwa hari ini jihad yang paling relevan sebagai solusi permasalahan di atas adalah jihad media. Seluruh kader harus memiliki rasa tanggung jawab untuk menyebarkan Islam ramah bukan Islam marah yang intoleran,” pungkas Erzal.  (Ahmad Saroji)


Terkait