LAMPUNG TENGAH - Pengurus Cabang NU Lampung Tengah menggelar Upacara Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2016 di tiga titik utama, yakni; pertama, di halaman pesantren Darul Ulum kecamatan Seputih Banyak. Kedua, di kompleks pesantren Darussa’adah kecamatan Gunung Sugih, dan ketiga, di komplek Pesantren Raudlotus Sholihin kecamatan Padang Ratu, Sabtu (22/10).
Demikian disampaikan oleh Kiai Ahmad Jailani MS selaku Ketua Tanfidziyah NU Lampung Tengah (Lamteng).
Menurutnya, upacara ini sebagai salah satu bentuk komitmen warga nahdliyyin yang setia dan cinta kepada Tanah Air, sebagaimana dalam syair Syubbanul Wathan, Cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman. Sudah saatnya santri-santri di seantero Nusantara menjadi contoh bagi ormas-ormas lainnya.
Ahmad Syamsul Hidayat, S.H selaku peserta upacara HSN di pesantren Darussa’adah Gunung Sugih mengaku bangga, dan sekaligus terharu, ini adalah bukti spirit (ghiroh) bahwa santri-santri di Indonesia siap mengisi agenda agenda pembangunan spiritual yang telah diwariskan oleh para ulama-ulama Nusantara.
“Mudah-mudahan pemerintah kedepan lebih mementingkan aspirasi santri-santri Indonesia yang ada di pesantren dan madrasah, supaya tidak terjadi kecemburuan dalam bidang pendidikan,” imbuh alumni Fakultas Hukum UNISMA Malang Jawa Timur itu. (Akhmad Syarief Kurniawan)
Menurutnya, upacara ini sebagai salah satu bentuk komitmen warga nahdliyyin yang setia dan cinta kepada Tanah Air, sebagaimana dalam syair Syubbanul Wathan, Cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman. Sudah saatnya santri-santri di seantero Nusantara menjadi contoh bagi ormas-ormas lainnya.
Ahmad Syamsul Hidayat, S.H selaku peserta upacara HSN di pesantren Darussa’adah Gunung Sugih mengaku bangga, dan sekaligus terharu, ini adalah bukti spirit (ghiroh) bahwa santri-santri di Indonesia siap mengisi agenda agenda pembangunan spiritual yang telah diwariskan oleh para ulama-ulama Nusantara.
“Mudah-mudahan pemerintah kedepan lebih mementingkan aspirasi santri-santri Indonesia yang ada di pesantren dan madrasah, supaya tidak terjadi kecemburuan dalam bidang pendidikan,” imbuh alumni Fakultas Hukum UNISMA Malang Jawa Timur itu. (Akhmad Syarief Kurniawan)
