KH Fahmi Amrullah: Persatuan, Kunci Kekuatan Umat Islam dalam Muqaddimah Qanun Asasi
Selasa, 10 Desember 2024 | 06:05 WIB

Cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, KH Fahmi Amrullah Hadziq saat Ngaji Muqaddimah Qanun Asasi di Bandar Lampung, Senin (9/12/2024). (Foto: NUO Lampung/ Dian R)
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, KH Fahmi Amrullah Hadziq menyampaikan, bahwa Sayyidina Ali berkata kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan dan perpecahan, dan sebaliknya, kebatilan dapat menjadi kuat dengan persatuan dan kekompakan.
Hal tersebut disampaikan saat Ngaji Bareng Muqaddimah Qanun Asasi di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Senin (9/12/2024) malam.
Kegiatan itu dihadiri Ketua PW Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Lampung KH Nasruddin Maksum, Ketua PC Ikapete se-Provinsi Lampung, jajaran kepengurusan PWNU Lampung, dan alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
"NU adalah organisasi yang baik, maka harus dikelola dengan cara yang baik, dan tidak ada kebatilan. Dalam pengelolaannya pun juga harus dihindari dari berbagai unsur yang mencoba menjadikan NU pecah," ujar Gus Fahmi sapaan karibnya.
Gus Fahmi mengatakan hal tersebut penting bagi persaudaraan dan persatuan di antara umat Islam. Sayyidina Ali selalu mengingatkan, persatuan adalah kekuatan terbesar umat Islam. Tanpa persatuan, umat Islam akan mudah terpecah belah dan lemah.
"Pengurus dan jamaah NU harus dijaga sebaik-baiknya, dan harus solid mulai dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga anak ranting. Jika hal itu dilakukan, maka akan menjadikan kekuatan yang sangat besar bagi NU," ungkapnya.
Ia mengatakan, NU didirikan oleh waliyullah, dan dibantu dengan tirakat, riyadhah, serta istikharah, yang dilakukan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Bahkan sebelum mendirikannya pun menunggu restu dari guru, yaitu Syaikhona Cholil Bangkalan.
"Jika kita kukuh berpegang teguh, bersatu dalam cita-cita, satu perkataan, searah setujuan, dan satu pikiran, maka inilah faktor paling kuat untuk mengangkat martabat dan kedaulatan, serta benteng paling kokoh menjaga kekuatan dan keselamatan," katanya mengutip perkataan Sayyidina Ali pada Muqaddimah Qanun Asasi.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri itu mengatakan, hal itulah yang penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus terus belajar dan mengembangkan diri, berlaku adil dalam setiap tindakan kita, dan menjaga persatuan serta kesatuan umat Islam," katanya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H Puji Raharjo mengatakan, ngaji Muqaddimah Qanun Asasi yang dirumuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari ini penting untuk kembali merefleksikannya dalam kehidupan.
"Apabila terjadi perubahan, dinamika.dan sebagainya, kita kembalikan juga dengan mempelajari Muqaddimah Qanun Asasi," tuturnya.
Ia mengatakan Muqaddimah Qanun Asasi ini adalah menjadi pengantar di Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Perkumpulan NU.
Kegiatan Ngaji Bareng ini juga adalah bentuk silaturahim antara alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, pengurus NU, santri, dan jamaah untuk ngalap berkah Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari.