BANDAR LAMPUNG - Belakangan sendi kehidupan kita bangsa Indonesia terus diuji dengan berbagai tantangan dan rintangan, teRutama berkenaan dengan persatuan dan keutuhan bangsa.
Dengan memanfaatkan media elektronik maupun media sosial, kelompok kelompok garis keras ingin memecah belah persatuan bangsa, dengan menyebarkan berbagai isu maupun berita hoak, berbagai ujaran kebencian hingga menghina para ulama.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PWNU Lampung KH.Sholeh Bajuri mengajak kepada semua warga nahdliyyin untuk tidak mudah terprovokasi terhadap berita yang tidak benar adanya. Ia berharap masyarakat kembali menghayati dan memahami prinsip dasar kehidupan ala ahlussunnah wal jama'ah atau yang disebut mabadi khoiru ummah.
"Mabadi khoiro ummah yang mesti dilakukan oleh seluruh umat khususnya nahdliyin yaitu
الصدق والأمانة والوفى بالعهد والاستقامة والأمر بالمعروف والنهى عن المنكر.
Dasar-dasar di atas, harus dipahami, dihayati, dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, sehingga akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang tawasut/ sikap tengah, tidak ekstrim, baik kanan maupun kiri dan tidak liberal," katanya.
Di samping itu juga, lanjutnya, masyarakat juga harus bersikap tawazun/ seimbang, dalam arti hubungan dengan sesama manusia atau hablun minannas dan hablun minallah, tawasuth dalam arti toleran. Namun demikian, sikap tawasuth yang ada batas, yakni toleran yang tidak menyangkut aqidah dan agama secara kaaffah.
Yang selanjutnya adalah prinsip i'tidal dalam pengertian tegak lurus, sehingga ketika melihat sesuatu masalah, melihatnya profesional dan proporsional. Juga melihatnya secara jernih dan tidak ekstrem, tetap dengan mengedepankan kemaslahatan 'ammah , bukan kemaslahatan yang subyektif.
"Hari hari ini kita sedang didera oleh isu hoax, yang isu ini di konsumsi oleh halayak yang mereka telan mentah sehingga yang terjadi saling fitnah, suudzon, dan saling menjatuhkan antar sesama,” katanya.
Menurut Kyai Soleh, hal ini tentu membahayakan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Yang lebih dikhawatirkan adalah mengancam tercabik-cabiknya ukhuwah, baik ukhuwah nahdliyyah, ukhuwah islamiyah , ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah.
“Kami mengajak agar umat faham dan melaksanakan maba di khoiro ummah, serta melakukan tabayun ketika ada medsos yang dimungkinkan adanya berita hoax," pesannya. (Sunarto)