Warta

Kader Muda NU Harus Siap Melanjutkan Estafet

Ahad, 28 September 2014 | 06:04 WIB

kader muda NU Lampung Bandar Lampung: Generasi muda Nahdlatull Ulama (NU) harus mampu memahami secara utuh sejarah NU, eksistensi perjalanan, serta dialektika hubungan NU dengan negara. Tanpa memahami semua itu, generasi muda NU dapat tercerabut dari akarnya. Hal itu terungkap dalam “Diskusi Sabtu Wage” yang digagas Forum Anak Muda NU di gedung PWNU 1 Jalan Cut Mutia, Bandar Lampung, Sabtu ( 27/09). Diskusi itu menghadirkan empat fasilitator, yaitu DR. KH. Abdul Syukur, Drs. Aryanto Munawar, DR. Aom Kharomaeni, dan Drs. Lazuardi, yang merupakan pengurus PWNU Lampung. Diskusi yang bertema “Menyongsong Satu Abad NU”, itu bertujuan menghidupkan tradisi halaqoh (diskusi dan kajian) sekaligus sebagai upaya menggali gagasan dan pikiran untuk mengembangkan organisasi NU. Salah seorang fasilitor, Abdul Syukur, mengatakan, seluruh kader muda NU harus mampu dan siap menghadapi tantangan dalam meneruskan estafet kepengurusan di NU. “Kader-kader muda itu juga harus siap mengisi seluruh ruang-ruang kosong yg ada baik di pemerintahan, lembaga politik, LSM, akademisi, pers dan seluruh kekuatan komponen lainnya,” katanya. Sementara DR Aom Karamoni mengatakan, meski NU identik sebagai organisasi tradisonal, akan tetapi ke depan struktur NU dalam semua level sebagai instrumen organisasi harus terus didorong untuk mampu mengelola NU dengan pola modern dan professional. “Lembaga Tanfidz harus mengakomodasi kader-kader NU dari lintas ahli dan lintas profesi. Di satu sisi upaya penguatan lembaga syuriyah sebagai pimpinan tertinggi juga harus terus didorong. Sedangkan lembaga Mustasyar harus diisi oleh para kyai dan ulama sepuh yg mampu menjadi panutan dan rujukan nasehat bagi warga NU,” papar wakil ketua PWNU yang juga dosen FMIPA Universitas Lampung itu. Drs. Lazuardi menambahkan dalam rangka melakukan penguatan organisasi NU ke depan yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana komitmen dalam membangun kebersamaan. “Setiap kita harus mampu bersikap jujur, dimana pun posisi kita saat ini dan apa yang sudah kita perbuat untuk organisasi,” ujarnya. Diskusi yang dihadiri sekitar 30-an kader muda dari berbagai elemen NU—seperti PMII dan IPNU—serta perwakilan lembaga dan lajnah di lingkungan NU itu, berlangsung sangat aktif. Banyak gagasan yang muncul untuk kemajuan organisasi. Rencananya diskusi generasi muda NU itu akan digelar secara rutin setiap hari Sabtu Wage. (Ichwan Adji Wibowo)


Terkait