Warta

Gus Nadirsyah: Rasulullah Menghapus Budaya Menyimpang dari Ajaran Islam

Sabtu, 10 November 2018 | 09:19 WIB

BANDAR LAMPUNG - Saat mengisi acara Dialog Kebangsaan di Masjid Jami Al-Furqon Bandar Lampung, malam Jumat (8/11/2018), Gus Nadirsyah menjelaskan bahwa Islam Nusantara bukan agama baru, bukan anti Arab, juga bukan Islam yang tunduk kepada budaya. Kata dia, Rasulullah SAW hadir ke tengah-tengah umat, tugas utamanya adalah untuk membersihkan ahlaq dan menghapus budaya-budaya yang menyimpang dari ajaran Islam. Jika budaya itu tidak menyimpang maka diterima oleh Rasulullah. "Di arab dulu ada budaya mengubur anak perempuan hidup-hidup. Ada juga budaya istri yang ditinggal mati suaminya maka istri tersebut akan masuk dalam kategori harta waris, sehingga anak bisa menikahinya. Budaya seperti ini langsung ditentang dan dihapuskan oleh Rasulullah karena jelas-jelas bertentangan dengan ajaran islam. Tetapi jika budaya itu bisa diperbaiki atau memang pada dasarnya budaya itu sudah baik maka Rasulullah menerimanya". Kata Gus Nadirsyah. "Kalau kita pernah melihat pemandangan di Arab, di Masjidil Harom bisa kita lihat keaneka ragaman orang-orang Islam, di sini saja tuh lihat, mereka lain-lain dalam berekspresi, kopiahnya lain-lain, ada yang pakai belangkon. Ini artinya, Tuhan bisa sama, nabi bisa sama, alqur’an bisa sama, tapi ekspresinya yang kadang berbeda”, imbuhnya. Islam Nusantara adalah islam yang mampu berkomunikasi dengan budaya, mampu memahami budaya yang berkembang di masyarakat. “Seperti halnya Rasulullah SAW dulu. Islam bisa diterima oleh kalangan orang Arab yang notabene berwatak keras itu, karena hebatnya Rasulullah yang mampu berdialog dengan budaya arab pada saat itu,” katanya. (Agus Mahfudz)  


Terkait