Warta

Alquran itu Imam, Bukan Makmum

Rabu, 9 November 2016 | 16:09 WIB

BANDAR LAMPUNG - Bertempat di Masjid Ar-Roudloh Bandarlampung, berkumpul mahasiswa-mahasiswa "aneh" yang secara bergantian mentasbih bacaan Quran mereka. Kegiatan itu Alhamdulillah, sudah berjalan 11 minggu. Kenapa dikatakan aneh? Karena diantara padatnya aktivitas sebagai mahasiswa, mereka masih menyempatkan diri mengaji Alquran seperti anak TPA. “Bacaan Quran saya belum benar, ikut kegiatan tersebut karena ada gurunya. Ada yang menyimak, jika salah bisa melempangkan," kata mahasiswi Pendidikan Sejarah 2016 FKIP Unila,  Lisnawati, menjelaskan alasannya mengikuti kegiatan Tahsinul Qur’an KMNU Unila, di Bandar Lampung, Rabu (9/11). Alasan serupa juga diungkapkan oleh mahasiswi Pendidikan Fisika 2014, Lu’luatul Farida. Menurutnya, selama ini bacaan Qurannya masih jauh dari kaidah, sehingga perlu memperbaiki bacaan, supaya ibadah lebih berkualitas. Kehidupan kampus yang padat dan penuh tuntutan membuat mahasiswa banyak yang lupa bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan ini, atau bahkan sengaja mengabaikannya. “Sekarang ini orang pada hafal rodliitu billahi robba, wabil islamidiina, wabil muhammadin nabiyya warosula, wabil qurani imaman wa dalilan. Namun dalam prakteknya Alquran tidak lagi dijadikan imam, kini Alquran sering dijadikan makmum. Ia tidak lagi jadi panutan, namun lebih sering dijadikan alat sebagai pemuas keinginan nafsu," ujar M Nurhidayat Rosihun selaku pembimbing kegiatan itu. Akhir-akhir ini, isu penistaan Alquran memenuhi semua laman berita hingga tidak sedikit umat islam yang tanpa sadar telah salah niat dalam mempelajari Alquran. Alquran digunakan untuk menuduh kawan dan menghantam lawan. Naudzubillah.  "Semoga kita dibukakan pintu hati untuk mencintai dan dicintai Alquran,"  harapnya. (Ahmad Saroji)


Terkait