Puasa secara bahasa adalah menahan, yaitu menahan dari lapar dan dahaga, dalam diri dengan waktu yang cukup lama, yaitu sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya. Sadar atau tidak, dengan berpuasa berarti kita merubah pola hidup selama satu bulan penuh lamanya dari aturan hari-hari biasanya. Maka puasa sangat menentukan arah serius yang berdampak pada ketertiban kita dalam menjalaninya.
Betapa tidak, biasanya pagi hari kita minum dan makan, kini pagi hari kita telah ganti pada waktu sebelum fajar tiba, begitu juga waktu siang dan sore kita biasanya minum dan makan, kini kita telah ganti pada saat matahari terbenam sebagai tanda maghrib tiba. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pola hidup selama Ramadhan sangatlah berbeda dengan hari-hari biasa.
Pola lain yang juga melatih kita untuk disiplin adalah ketika kita berniat puasa, sebuah niat yang hanya dapat dilakukan pada malam harinya, tentu tidaklah dianggap sah niat puasa yang dilakukan pada pagi hari, karena puasa wajib di bulan Ramadhan berbeda dengan puasa sunnah pada hari-hari biasa yang pelaksanaan niat dapat dilakukan malam atau pagi harinya.
Baca Juga
Tarawih Dengan Bahagia
Belum lagi shalat tarawih dan yang dilaksanakan pada pasca isya tiba, dan tidak dapat dilakukan pada pagi harinya, ibadah khusus yang merupakan bagian dari paket Ramadhan saja.
Menyegerakan berbuka puasa dan keberkahan sahur yang juga waktu mulia hingga sunnah untuk dilaksanakan oleh kita, dengan penuh kesadaran mencari barakah dan ridha sang Kuasa.
Meskipun waktu kerja sedikit adanya dispensasi, bahkan sejatinya dalam satu tahun terdapat 12 bulan lamanya, dan kita diminta untuk bekerja keras pada 11 bulan dan beristirahat pada satu bulannya yaitu agar fokus untuk ibadah puasa dengan meraih lipat ganda pahalanya.
Ramadhan juga mengajak kita untuk peka, dengan mengendalikan diri kita dari perbuatan buruk, dan menahan diri agar tidak serakah hingga benar-benar merasakan betapa kita tidak mampu apa-apa dan hal ini menunjukkan sebuah gambaran orang-orang fakir miskin.
Sehingga dianjurkan untuk kita memperbanyak sedekah dan membayar zakat sebagai upaya untuk membersihkan diri kita, fitrah yang berarti suci, bersih seperti bayi yang baru dilahirkan, sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw, kullu mauludi lahu yuuladu alal fitroh yang bermakna setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Agus Hermanto, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung