• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Tingkatkan Peran Perempuan, Kopri Ushuluddin UIN Raden Intan Gelar Sekolah Islam Gender

Tingkatkan Peran Perempuan, Kopri Ushuluddin UIN Raden Intan Gelar Sekolah Islam Gender
Sekolah Islam Gender Kopri Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung. (Foto: Istimewa)
Sekolah Islam Gender Kopri Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Rayon Ushuluddin Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan menggelar kaderisasi formal berupa Sekolah Islam Gender (SIG).

 

Agenda kaderisasi SIG tersebut dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren Hidayatullah Islamiyyah (HI) asuhan KH Sukmaja, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Jumat-Ahad (26-28/1/2024).

 

Kegiatan tersebut mengusung tema Optimalisasi Kesadaran Kopri Guna Mengedepankan Intelektualitas Gender berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah.

 

Ketua Kopri Rayon Ushuluddin, Syifa Andini menyampaikan, kegiatan ini untuk meminimalisir ketimpangan antara laki-laki dan perempuan baik dalam peran di keluarga maupun di masyarakat yang selama ini terjadi.

 

“Para peserta pelatihan Sekolah Islam Gender diberikan pengetahuan untuk menumbuhkan dan membangun kesadaran para aktivis mahasiswa,” ujarnya.

 

Ia melanjutkan, kemudian juga untuk membekali diri agar memiliki kapasitas dan mental yang cukup agar mampu bersaing di ruang publik dengan kaum laki-laki.

 

Narasumber SIG Kopri, M Rifai Aly menyampaikan materi konsep dasar Islam, ada empat fondasi seorang muslim untuk memahami Islam.

 

Pertama, Iman (Tauhid), kedua, Islam (Syariat), ketiga, ihsan (Tasawuf), dan keempat, filsafat. Keempat fondasi ini merupakan pemikiran intelektual Islam asal Mesir Nasr Hamid Abu Zayd,” tuturnya.

 

Menurutnya, empat aspek tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Seperti dalam bermuamalah (interaksi sosial) seseorang muslim harus kuat fondasi keimanannya.

 

“Kemudian dalam menjalankan syariat Islam, seseorang harus menjaga dirinya dari sifat-sifat tercela seperti sombong, dengki, dan iri hati,” ungkapnya.

 

Ia melanjutkan, seorang Muslim juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai universal Islam seperti keadilan, menghormati perbedaan, menjaga kerukunan, kesetaraan, dan memberikan hak yang sama kepada semua orang.

 

“Itu semua harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, dalam hidup berbangsa dan bernegara,” katanya.

 

Sementara itu, Ketua Rayon Ushuluddin, Hanip  Nur Alam mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya proses kaderisasi agar para mahasiswa tidak selalu terjebak dalam situasi apatis dan berperilaku hedonis.

 

“Saya mengapresiasi Kopri atas terselenggaranya kegiatan ini, karena ini usaha nyata bagi para aktivis kampus yang masih peduli dengan kaderisasi untuk peka dan sensitif terhadap kemajuan zaman,” katanya.

 

Ia melanjutkan, kemudian membentuk karakter mahasiswa menjadi pribadi individualistik juga harus dihindari. Di saat mahasiswa lain sedang libur kuliah sahabat-sahabat di sini rela meluangkan waktu untuk menjalankan roda kaderisasi.

(Almed)


Warta Terbaru