• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Warta

Pesantren dan Kampus Titik Tolak Cegah Radikalisme

Pesantren dan Kampus Titik Tolak Cegah Radikalisme
KOTA METRO – Keresahan radikalisme saat ini yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia tidak hanya menjadi kegelisahan milik Polri dan TNI, namun juga menghantui para intelektual muda nahdliyyin di Kota Metro Provinsi Lampung, tak terkecuali para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ketua PC PMII Kota Metro Lampung, Galih Pangestu, menyampaikan melalui sambungan via selular, Sabtu (31/3) siang, untuk usaha preventif PC PMII Kota Metro Lampung, melakukaan proses kaderisasi berbasis penguatan ideologi. Baik secara transfer pengetahuan maupun kegiatan-kegiatan organisasi. Dalam rangka memutus mata rantai gerakan radikalisme di Kota Metro, PC PMII Kota Metro Lampung memfokuskan agenda kaderisasi untuk (back) kembali ke pondok pesantren dan kampus sebagai titik tolak gerakan, dua ruh pendidikan tersebut, pesantren dan kampus adalah titik tolak awal cegah radikalisme. “Kampus yang merupakan corong berkembangnya ideologi adalah ladang subur untuk mengkampanyekan Islam yang damai. Kader-kader PMII dibekali pemahaman bahwa keberlangsungan negara ini adalah tanggung jawab bersama. Sikap moderat (tawasuth), toleran (tasamuh), serta seimbang menjadi pedoman kader-kader PMII dalam memandang realitas yang dihadapi. Sebagai kader PMII senantiasa berfikir jernih dalam menanggapi isu maupun fonomena yang berkembang, jangan sampai menjadi korban provokasi apalagi menjadi provokator yang dapat mengancam kehidupan bernegara”, tutup alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Kota Metro Lampung ini. Ditempat berbeda, Ketua Pengurus Rayon PMII Ekonomi Syariah IAIN Kota Metro, Singgih Prayogo, mengatakan, kami berbuat nyata untuk mencegah radikalisme dikalangan mahasiswa dengan menggelar agenda Pendidikan Aswaja (Aswaja Education), kegiatan  ini bertujuan untuk memperkuat ideologi Aswaja para kader atau warga PMII, sekaligus mampu menjadi basis pertahanan untuk menangkal radikalisme di kampus, menjadi pelopor dalam penangkalan radikalisme, dan yang tak kalah penting adalah untuk menambah wawasan tentang pemahaman Islam yang damai. Kiai muda NU Kabupaten Lampung Tengah sekaligus pengasuh pesantren Sunan Ampel Kampung Totokaton Kecamatan Punggur, menambahkan, salah satu sumber benih radikalisme yang harus diantisipasi sejak dini adalah bersumber dari media sosial (medsos). Melalui medsos kita harus selektif, banyak sekali berita bohong (hoax) dan berita provokatif yang berujung kepada radikalisme. Radikalisme mampu kita minimalisir dengan memosting berita-berita atau situs-situs yang damai dan menyejukkan. (Akhmad Syarief Kurniawan)


Editor:

Warta Terbaru