• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Warta

Merasa Damai Saat Dengar Adzan, Setiaga Jadi Mualaf dan Ganti Namanya Jadi Zulfikar

Merasa Damai Saat Dengar Adzan, Setiaga Jadi Mualaf dan Ganti Namanya Jadi Zulfikar

BANDARLAMPUNG -  Dinas Setiaga membulatkan hatinya menjadi mualaf. Keputusan masuk Islam karena perasan damai dan tenang saat mendengar Adzan berkumandang.

Dinas Setiaga membaca syahadat dengan bantuan Ustad Hi. Ismail Zulkarnain di Pondok Pesantren (Ponpes) Rhyadhus Sholihin, Jum'at (31/01) kemarin. Setelah jadi muslim, ia pun mengganti namanya jadi Ahmad Zulfikar.

"Saya kalau mendengarkan adzan itu kayaknya perasaan damai, tenang. Saya suka mendengarkan Adzan Dzuhur, Ashar, Subuh, Magrib dan Isya. Dari situ hati saya tergerak dan saya ingin memeluk agama Islam," akunya.

Awalnya, kata Zulfikar, ada teman lama yang sering bercerita tentang Islam. “Dari situ mungkin saya dapat hidayah dan saya minta diantarkan ke Ustad untuk memeluk Islam," jelasnya.

Sementara, Ketua Yayasan Yatim Piatu dan Ponpes Rhyadhus Sholihin, Ismail Zulkarnain, mengatakan, Ahmad Zulfikar adalah yang ke 11 yang mengucap syahadat di pondoknya.

"Inilah takdir dari Yang Maha Kuasa, dimana Ahmad Zulfikar ini adalah orang yang ke 11 yang mendapat hidayah dari Allah SWT. Kita semua berharap sebagai umat muslim bagaimana kita mati dalam keadaan Islam, khusnul khitumah," paparnya.

Pria yang akrap disapa Abah oleh para santri ini meneruskan, semua orang mendapatkan hidayah, bahkan para nabi-nabi pun seperti Nabi Ibrahim mendapatkan hidayah.

"Oleh karena itu, seseorang mualaf atau orang yang sudah masuk Islam, bagaimana kedepannya juga kita masih berikan bimbingan termasuk belajar mengaji dan mempelajari tentang agama Islam serta tatanan sholat lima waktu dan sebagainya," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Yatim Piatu Rhyadhus Sholihin, Ismail Zulkarnain, juga mengajak berkeliling ke bangunan gedung baru 4 lantai yang masuk tahap fhinising.

"Ini akan dipakai untuk asrama putra. Semua lantai kita buat dari granit. Saya gak mau anak yatim dipandang sebelah mata. Anak yatim jangan sampai diremehkan. Bagaimana anak-anak disini sama dan mereka bisa mengejar apa yang menjadi impian mereka," tuturnya.

Diketahui, pembangunan asrama untuk para santri anak yatim tersebut, sudah mencapai 99 persen hampir selesai dan sudah menelan anggaran sekitar Rp7 miliar lebih.

"Lihat saja kamar-kamarnya, semua menggunakan lantai granit. Bahkan kamar mandinya pun granit dan WC yang mahal. Jangan menghina anak yatim. Jangan dijadikan komoditas anak yatim untuk kepentingan pribadi," tandasnya. (ron/saf)


Editor:

Warta Terbaru