• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Warta

Berapakah Jumlah Bilangan Raka’at Tarawih yang Benar?

Berapakah Jumlah Bilangan Raka’at Tarawih yang Benar?

Oleh : Hery Miftah H.RA

SALAH satu ibadah istimewa dan hanya dilakukan khusus di bulan ramadan adalah shalat sunnah tarawih. Dahulunya Rasulullah SAW mencemaskan ibadah ini, takut menjadi ibadah wajib bagi umatnya.

Rasulullah SAW bersabda :

خَشِيْتُ أَنْ تَفَرَّضَ عَلَيْكُمْ فَلَا تُطِيْقُونَهَا

“Aku takut kalau-kalau tarawih diwajibkan atas kalian, kalian tidak akan mampu melaksanakannya.” (Dalam hamîsy Muhibah, Juz II, hlm.466-467).

Shalat tarawih ini menjadi ibadah paling digemari di bulan ramadan. Masyarakat muslim muslimat beramai-ramai mendatangi  masjid atau mushola untuk menjalankan ibadah shalat terawih berjama’ah. Meski dalam tuntunannya Rasulullah tidak menjalankan shalat terawih secara berjama’ah.

Setelah Rasulullah SAW tidak ke masjid di malam ketiga, maka yang melaksanakan shalat tarawih ini adalah Sayyidina Umar bin Khattab r.a. Disampaikan dalam riwayat shahih Bukhari, dari Abdirohman bin Abdil Qori beliau berkata :

“Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab ke masjid pada bulan ramadhan. (didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjama’ah”.

Lalu Sayyidina Umar berkata “Saya punya pendapat andai kata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Kaab. Kemudian malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan shalat tarawih dengan berjama’ah dibelakang satu imam. Umar berkata : “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjama’ah)”. (HR: Bukhari).

Dalam shalat tarawih ini terdapat rakaat shalat yang berbeda-beda orang menjalankannya. Ada yang menjalankan 8 rakaat, ada pula yang 20 rakaat shalat.

Dalil Shalat Tarawih 8 Rakaat

Dalil shalat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut :
 

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ

[[رواه مسلم

Artinya: Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi SAW, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan shalat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau shalat witir satu rakaat [H.R Muslim].

Dalam "Dasar Shalat Tarawih Empat Rakaat Satu Kali Salam" di situs web resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, terdapat pula riwayat lain dari Abī Salamah Ibn ‘Abd ar-Raḥmān, bahwa ia bertanya kepada ‘Ā’isyah mengenai shalat Rasulullah di bulan Ramadhan. ‘Ā’isyah menjawab, "Nabi tidak pernah melakukan shalat sunat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat [H.R al-Bukhārī dan Muslim].

Dalil Shalat Tarawih 20 Rakaat

Sementara dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan (2017:28), beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan shalat tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Yang pertama, Said bin Yazid, yang menyampaikan, "Umar [bin Khattab] mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat]. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260) Selain itu, Yazid bin Rauman menyebutkan, "Umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115).

Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan, "Umar memerintahkan seseorang menjadi imam shalat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163). Imam al-Tirmidzi sendiri pernah berkata, "Mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata: Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam shalat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).

Demikian beberapa hadits yang menjelaskan tentang  jumlah bilangan rakaat shalat tarawih. Saat kita memilih jumlah 20 rakaat shalat tarawih, adapun pilihan saudara muslim yang lain memilih 8 rakaat harus kita hormati, karena tarawih adalah sunnah sedangkan ukhuwah hukumnya wajib.

Penulis adalah Pendiri/Pengasuh Merah Putih School Kota Metro/ Sekretaris MWC NU Sukarame Kota Bandar Lampung


Editor:

Warta Terbaru