Warta

Ketua MUI Tanggamus: Jangan Suka Membid'ahkan Maulid

Ahad, 10 November 2019 | 14:11 WIB

AMBARAWA - Mengambil tema ‘Menjalin Ukhuwah, Menebar Berkah’, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Masjid Raudlatul Jannah Ambarawa Barat Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriyah, Sabtu (9/11) malam. Acara tersebut menghadirkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanggamus KH. Ali Fahmi sebagai penceramah. Sebelum tausiyah, acara diisi dengan penampilan dari Santri TPA Raudlatul Jannah sekaligus Khotmil Qur'an juz 30, Hafalan Yasin, Dzikir dan Do'a setelah sholat Fardhu serta Hadrah dari Majelis Shalawat dan Ratibul Kubro (Masbro). Kiai Ali Fahmi dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa untuk menunjukkan mahabbah kita kepada Rasulullah SAW, salah satunya adalah dengan merasa senang atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW. "Untuk menunjukkan mahabbah kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW maka yang paling mudah adalah dengan merasa senang atas kelahiran beliau. Maka peringatan Maulid Nabi seperti ini merupakan bentuk rasa senang kita atas kelahiran Rasulullah SAW." ucap Kiai Ali Fahmi. Selain itu, Ketua MUI Tanggamus tersebut juga mengajak kepada ratusan jama'ah yang hadir untuk tidak terlalu menanggapi hal-hal yang saat ini selalu diteriak-teriakkan oleh kelompok tertentu tentang dalil maulid?. “Orang atau kelompok yang sering dan senang mengatakan bahwa Maulid itu bid'ah, biasanya karena ngajinya kurang atau bahkan tidak pernah ngaji tapi sok pinter ngaji,” selorohnya. Menurut Kiai Fahmi, ada tiga cara kita mahabbah kepada Rasulullah SAW. Pertama, memperbanyak shalawat Nabi. Kedua, mengerjakan apa-apa yang dikerjakan oleh Nabi atau Sunah Nabi sebisa kita. Ketiga, menjaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basariyah dan Ukhuwah Wathaniyah. "Jadi tidak usah hiraukan orang-orang atau kelompok yang suka membid'ahkan maulid, membid'ahkan yasinan, tahlilan, ziarah kubur dan sebagainya. Biarkan saja mereka begitu. Tapi yakinlah bahwa seandainya itu semua memang bid'ah maka para ulama dan kiai NU pasti yang pertama kali akan mengatakan itu bid'ah", imbuhnya. (Henudin)


Terkait