Warta

Gus Sholah Berpulang, PBNU Himbau Sholat Gaib

Senin, 3 Februari 2020 | 05:44 WIB

JAKARTA – Innalillahi wainna Ilaihi rojiun. KH Salahuddin Wahid berpulang. Tokoh yang karib disapa Gus Sholah itu meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Minggu (2/2/2020) pukul 20.55 WIB.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghimbau dan menginstruksikan seluruh warga, khususnya nadhliyin untuk melaksanakan sholat gaib, pembacaan yasin dan tahlil untuk almarhum adik kandung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

"Kami minta seluruh warga NU untuk melakukan Sholat Gaib, Tahlilal dan Yasinan untuk beliau," tulis Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj dalam instruksi yang diterima redaksi nulampung.or.id.

Sementara itu, Ketua PBNU Robikin Emhas mengatakan, masyarakat Indonesia berduka dan merasa kehilangan tokoh panutan yang gigih memperjuangkan hak asasi manusia.

"Kita kehilangan tokoh panutan. Tokoh yang gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia. Tokoh yang memimpikan umat agar bersatu. Semoga kita dapat meneruskan perjuangan beliau," kata Robikin dalam keterangan tertulisnya.

KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah yang lahir di Jombang pada 11 September 1942 memang dikenal sebagai aktivis, politisi, dan tokoh yang giat memperjuangkan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM).

Berikut ini profil singkat Gus Sholah dirangkum dari sejumlah sumber.

Gus Sholah lahir di Jombang, Jawa Timur pada 11 September 1942. Dia merupakan putra ke-3 dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Sholichah

Gus Sholah menempuh pendidikan tingkat SD hingga SMA di Jakarta. Ilmu agama dia dapat dari mengaji bersama saudara-saudaranya. Setiap hari sang ayah, KH Wahid Hasyim selalu memberi pengajian kepada anak-anaknya.

Setelah sang ayah wafat, Gus Sholah mendapat pelajaran ilmu agama dari KH Bisri Syansuri. Setiap liburan sekolah, Gus Sholah sering belajar ke Pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur. Selain baca tulis Al Qur'an, Gus Sholah bersaudara juga belajar ilmu fiqh, nahwu, sorof, dan tarikh.

Selepas SMA, dia melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung. Di sinilah Gus Sholah mulai aktif dalam sejumlah kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mulai dari Senat Mahasiswa hingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Keluarga

Pada tahun 1968, Gus Sholah yang saat itu masih berstatus mahasiswa menikahi Farida, putri mantan Menteri Agama, KH. Syaifudin Zuhri. Mereka dikarunia tiga anak, yaitu Irfan Asy'ari Sudirman yang akrab disapa Ipang Wahid, Iqbal Billy, dan Arina Saraswati.

Karier

Tahun 1977 : Biro Konsultan PT MIRAZH.

Tahun 1978 - 1997 : Direktur Utama Perusahaan Konsultan Teknik

Tahun 1989-1990 : Ketua DPD Ikatan Konsultan Indonesia/Inkindo DKI

Tahun 1991-1994 : Sekretaris Jenderal DPP Inkindo

Tahun 1995-1996 : Assosiate Director Perusahaan Konsultan Properti Internasiona

Tahun 2001 - 2004 : Wakil Ketua II Komnas HAM

Organisasi:

Tahun 1995 - 2000 : Anggota Dewan Penasehat ICMI

Tahun 2000 - 2005 : Ketua MPP ICMI

Kiprah di Politik

Tahun 1998- 1999 : Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat

Tahun 2004. : Menjadi calon wakil presiden dari Capres Wiranto yang diusung Partai Golkar

Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng

Pada 13 April 2006, Gus Sholah resmi menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (saf/dtc)


Terkait