Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah, Gus Kikin: Kitab Tipis tentang Pernikahan Karya KH Hasyim Asy’ari
Selasa, 24 September 2024 | 09:15 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ,KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) saat memberikan sambutan pada Muktamar Pemikiran KH M Hasyim Asy’ari tentang Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat di Kampus Terpadu Universitas IsIam Indonesia (UII), Sleman, DIY. (Foto: istimewa/Seto)
Sleman, NU Online Lampung
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Tinur, KH Abdul Hakim Mahfudz mengatakan, KH Hasyim Asy’ari pernah menulis kitab untuk bekal pernikahan dengan bahasa mudah dipahami berjudul Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah.
Melalui pemikiran dan pergerakan Hadratussyekh, bisa diketahui pemikirannya mampu menjawab atau bisa diaktulisasikan sesuai zaman. Pemikiran dan histori perjalanan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari diwujudkan dan dibuktikan melalui tulisan-tulisan dan harakah atau pergerakan itu.
Menurut Gus Kikin sapaan karibnya, KH M Hasyim Asy’ari merupakan sosok yang memiliki kasih sayang dan kepedulian tinggi terhadap umat. Sebuah sifat khas dari pada nabi dan ulama, yaitu memandang umat dengan kasih sayang.
“Setiap tulisan KH Hasyim merupakan sebuah harakah atau pergerakan yang merespon dari fenomena sosial yang saat itu terjadi,” ujarnya pada Muktamar Pemikiran KH M Hasyim Asy’ari tentang Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat di Kampus Terpadu Universitas IsIam Indonesia (UII), Sleman, DIY.
Ia mengatakan, dirinya sempat bertanya-tanya dalam hati, mengapa KH Hasyim Asy’ari menulis kitab yang kecil dan menggunakan bahasa sederhana seperti Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah.
Padahal, sosok KH Hasyim Asy’ari memiliki kemampuan menguasai gramatika bahasa Arab dan hafal begitu banyak hadits. Tentu, tidak sulit menulis kitab tebal dengan keterangan lengkap.
“Pertama saya heran, kenapa dengan keilmuan yang besar, tapi Kiai Hasyim menuliskan kitab yang sangat sederhana, sangat tipis Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah. Setelah saya teliti rupanya, biar masyarakat mudah memahaminya,” ungkapnya.
Menurutnya kitab-kitab karya KH Hasyim Asy’ari, dengan ijtihad Gus Ishom (cucu Kiai Hasyim Asy’ari) dikumpulkan dalam sebuah kitab bernama Irsyadul Sari. Kitab tersebut bisa diperoleh secara mudah di Tebuireng.
“Kita bisa lihat dari turats (buku) peninggalan beliau, ada di Tebuireng. Bahkan sekarang ada di sini kumpulan tulisan beliau, kitab Irsyadus Sari,” kata Gus Kikin.
Gus Kikin menjelaskan, Dhau’ al-Misbah merupakan salah satu kitab kecil dan sederhana yang ditulis KH Hasyim Asy’ari sebagai bekal pernikahan bagi masyarakat umum. Pernikahan adalah sesuatu yang lazim dilakukan dan diperhatikan orang banyak.
Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah memiliki arti Cahaya Lentera di Dalam Menjelaskan Hukum-Hukum Pernikahan. Sebagai modal awal agar masyarakat tidak keliru memahami pernikahan.
“Sebuah kitab tentang perkawinan yang merespon banyak permasalahan masyarakat yang tidak paham mengenai perkawinan secara aturan IsIam. Dijelaskan dengan bahasa sederhana, biar bisa dipahami,” ujarnya dikutip dari NU Online.
Di kitab tersebut, Kiai Hasyim Asy’ari dengan ringkas menjelaskan perihal rukun-rukun nikah, sesuai yang ada di hukum literatur fiqih klasik lainnya, yaitu shighot (bentuk kata dalam akad), pasangan perempuan, pasangan laki-laki, wali dan dua orang saksi.