Oleh : Yudi Prayoga
PUASA Ramadan di Indonesia bukan hanya sebagai kewajiban syariat, akan tetapi sudah menjadi bagian tradisi yang tidak terpisahkan. Dan banyak melahirkan tradisi-tradisi baru seputar ramadan yang sangat bervariasi.
Manisfestasi dari ajaran ramadan yang menganjurkan diri kita untuk selalu bersih dan suci lahir bathin, sehingga menjadikan kita saling maaf memaafkan ketika menjelang puasa, sesama teman, kerabat dan keluarga jauh.
Ada yang mengunjungi orang tuanya di kampung atau sekedar mengabari lewat media sosial, untuk meminta maaf supaya selama menjalankan ibadah puasa diberikan kekuatan, kelancaran, dan diterima amal ibadahnya.
Puasa merupakan momentum yang sangat positif bagi kerekatan keluarga, teman, dan kerabat. Tak terhitung adanya aktivitas buka bersama (bukber) mulai dari awal puasa hingga menjelang lebaran yang mungkin sudah menjadi tradisi baik bagi masyarakat Indonesia.
Kerabat dan teman yang jauh pun rela menyempatkan diri demi bukber dan bersua dengan keluarga dan teman-temanya. Yang mungkin hanya terjadi satu tahun sekali, seperti mengumpulkan satu angkatan ketika nyantri dahulu di pondok.
Bukan perkara yang mudah. Namun dengan adanya momentum berbuka puasa bersama, semuanya menjadi mudah. Ini membuktikan bahwa puasa memberikan hikmah kerekatan sosial antar sesama.
Dalam Islam sendiri perintah bersilaturahmi telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Disebutkan dalam haditsnya yang diriwayatkan Ibnu Majah, ‘‘Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalaltlah dimalam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalain masuk surga dengan selamat".
Dengan adanya kumpul bersama yang dimonitoring oleh bukber, membawa keberkahan ibadah tersendiri yang sangat melimpah. Melihat dari hadits di atas, pertama kita akan saling sapa dan uluk salam atau saling mendoakan keselamatan, kemudian otomatis berjabat tangan yang fadhilahnya merontokkan dosa-dosa. Dilanjut dengan saling menyantap makanan.
Di dalam kitab Uquddulujain menjelaskan barang siapa yang memberikan seteguk air bagi orang yang berpuasa maka Allah tidak akan memberikan rasa haus di Akhirat kelak.
Hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan, ‘‘Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturahim’’.
Adanya bukber merupakan bentuk kegembiraan tanpa maksiat yakni berkumpul dengan keluarga, teman, dan kerabat, karena benar, seperti yang terdapat dalam lirik lagu bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga.
Jika suatu tempat ada perkumpulan yang diisi dengan kebaikan maka Allah akan merahmati majelis tersebut sebelum orang-orang meninggalkanya.
Penulis adalah Alumni UIN Raden Intan Bandar Lampung