UIN Raden Intan Gelar Webinar Internasional tentang Filsafat Nusantara, Diikuti 200 Peserta dari Berbagai Negara
Rabu, 16 Oktober 2024 | 18:19 WIB

Empat narasumber dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam menjadi pemateri Webinar Internasional tentang Filsafat Nusantara, Selasa (15/10/2024)
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Program Magister (S2) Filsafat Agama Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung menggelar Webinar Internasional bertajuk Nusantara Philosophy: Between Sufism and Puritanism, Selasa (15/10/2024).
Acara yang diikuti hampir 200 peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara ini menghadirkan empat narasumber dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Sejumlah pakar yang hadir antara lain Prof H Barsihannor (UIN Alauddin Makassar), Senior Assistant Professor Harapandi Dahri Syahrum (Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan, Brunei), Reeza Bustami (Universiti Sains Malaysia), dan Imam Iqbal (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Webinar ini dipandu oleh Ketua Program Studi Magister Filsafat Agama, Prof H Sudarman dan dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Raden Intan, Prof H Wan Jamaluddin Z.
Dalam sambutannya, Prof Wan menyatakan, Filsafat Nusantara terbangun dari pergulatan pemikiran dan ide-ide dalam dunia Islam. "Ini sejalan dengan moderasi beragama yang menjadi program utama dalam RPJMN dan diamanahkan kepada Kementerian Agama,” ujarnya sebagai keynote speaker.
Hal itu memiliki dasar pijak yang sangat kuat secara filosofi dan historis. Positioning kehidupan beragama yang moderat, yang diperkenalkan oleh pemerintah saat ini, berangkat dari realitas religio-sosial dan kultur politik yang berkembang di Tanah Air yang mewarnai dinamika pemikiran Islam di Asia Tenggara.
"Para ahli sering kali memetakan corak pemikiran dan kehidupan keberagamaan di Tanah Air dalam dua arus besar yaitu Islam tradisionalis-konvensional dan Islam modernis-puritanis. Ini bukanlah fenomena yang baru," ujarnya.
Ia mengatakan, bila merunut jauh ke belakang, seiring laju perkembangan keIslaman pada abad awal hingga pertengahan, kita menemukan benang merahnya, bahwa terjadi polarisasi pemikiran keagamaan di kalangan para fuqaha, filosof, dan ahli tasawuf.
Prof Wan juga memaparkan bagaimana filsafat Islam sejak era klasik hingga modern terus mengalami dialog dan akulturasi. “Pemikiran para tokoh seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu-Arabi, Junaedi Al-Bagdadi hingga para pemikir abad ke-15 Hijriyah tidak terlepas dari pengaruh pemikiran keagamaan yang telah ada dalam sejarah peradaban manusia.
Para ilmuwan Barat, ujarnya, sering mengungkapkan pemikiran dengan corak Platonisme, Neo-Platonisme, dan Aristoleanisme, menemukan alam subur dalam pemikiran umat Islam di Timur Tengah, Timur Jauh, Dataran Eropa, hingga Nusantara.
"Pemikiran tersebut kita jumpai dalam Wujudiyah Martabat Tujuh dalam berbagai literatur keagamaan di Tanah Air, yang terus mengakumulasi dan menimbukkan reaksi dialogis antar pemikiran, kemudian melahirkan gerakan-gerakan puritanisme, neo-modernisme, hingga sekarang," ungkapnya.
Direktur Pascasarjana UIN Raden Intan Prof Ruslan A Ghofur dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi dan digitalisasi kampus.
“Diskusi akademik seperti ini penting untuk memperkaya perspektif Nusantara, khususnya dalam konteks sufisme dan puritanisme,” tuturnya. Ia juga berharap webinar ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu keislaman di kalangan akademisi dan masyarakat luas.
Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (ASAFI), Kholid Al Walid, menyampaikan apresiasi kepada Prodi Magister Filsafat Agama UIN Raden Intan yang telah bergiat menyelenggarakan webinar ini.
Prof Barsihannor mengulas Unveiling Nusantara Islamic Theosophy: Thought and the Influence of Local Wisdom on Islamic Identity. Sementara Harapandi membahas Pembelajaran Tasawuf di Brunei Darussalam.
Kemudian Reeza Bustami memaparkan pemikirannya tentang Sayyid Ahmad ibn Idris yang Eksoterik tentang Madhāhib, dan Imam Iqbal membahas hubungan antara filsafat dan sufisme di Indonesia.
Diskusi berlangsung dinamis, dengan para peserta aktif berinteraksi dan memberikan tanggapan terhadap materi yang disampaikan.