Tinjau Lokasi Banjir, Anggota DPRD Lampung Desak Solusi Permanen untuk Panjang Selatan
Selasa, 22 April 2025 | 07:47 WIB

Anggota DPRD Lampung, Fauzi Heri saat meninjau lokasi banjir di Kelurahan Panjang Selatan, Senin (21/4/2025). (Foto: Istimewa)
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi Partai Gerindra, Fauzi Heri meninjau lokasi banjir di Jalan Selat Malaka II, Kelurahan Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung, Senin (21/4/2025).
Ia turun langsung ke lapangan untuk berdialog dengan warga serta menampung aspirasi terkait persoalan banjir yang melanda kawasan tersebut.
Sebelumnya banjir terjadi dini hari sekitar Pukul 03.00 WIB dan baru surut tiga jam kemudian. Genangan air diperkirakan berasal dari luapan Sungai Bako yang tidak mampu menahan derasnya aliran air kiriman dari wilayah perbukitan.
“Saya turun langsung untuk mendengar keluhan masyarakat. Kita harus mencari langkah konkret agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Fauzi Heri.
Ia menilai, penyelesaian persoalan banjir tidak cukup hanya dengan penanganan darurat, melainkan membutuhkan perbaikan tata kelola lingkungan, terutama di kawasan hulu sungai yang saat ini banyak kehilangan daerah resapan air.
Fauzi Heri menegaskan akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk merespons kebutuhan warga, baik untuk bantuan darurat maupun upaya jangka panjang memperbaiki kondisi lingkungan di daerah aliran Sungai Bako.
Sementara itu, Ketua Lingkungan I Panjang Selatan, Agus Suyanto mengatakan, bahwa banjir besar di wilayah itu merupakan kejadian langka. Menurutnya, banjir serupa terakhir terjadi puluhan tahun lalu.
“Seingat kami, dulu pernah ada banjir besar, tapi setelah itu tidak pernah lagi. Untungnya saat ini air laut sedang surut sehingga air cepat mengalir ke laut,” ungkapnya.
Agus menduga, perubahan fungsi lahan di hulu Sungai Bako menyebabkan volume air hujan yang turun dari perbukitan mengalir lebih cepat ke sungai dan menyebabkan luapan ke permukiman warga.
Selain mengeluhkan banjir, warga juga meminta bantuan air bersih karena sumur-sumur mereka tercemar banjir. Mereka berharap pemerintah segera mengirimkan suplai air bersih dan membersihkan tumpukan sampah yang terbawa arus banjir.
“Air sumur sudah tidak bisa dipakai. Kami sangat butuh suplai air bersih dan pembersihan sampah,” ujar Titin, warga setempat.