Setelah Jawa Barat, Komisi II DPRD Lampung Belajar Pariwisata dari DI Yogyakarta
Rabu, 25 Juni 2025 | 15:59 WIB
Yogyakarta, NU Online Lampung
Keberhasilan Yogyakarta dalam membangun ekosistem wisata berkelanjutan yang tumbuh bersama pelaku usaha kecil dan teknologi digital menjadi contoh bagi daerah lain, termasuk Lampung.
Atas dasar itu, Komisi II DPRD Lampung melakukan kunjungan kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (25/6/2025), setelah sebelumnya berkunjung ke Jawa Barat.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Lis Dwi Rahmawati, menyatakan bahwa daya pikat daerah ini tidak semata soal destinasi, tetapi juga pola kerja sama antar-destinasi, pelaku ekonomi kreatif, dan teknologi digital.
“Yogyakarta tidak hanya menjual destinasi, tetapi juga membangun ekosistem pariwisata yang memungkinkan pelaku usaha kecil tumbuh bersama,” kata Lis saat menerima kunjungan kerja Komisi II DPRD Lampung di Gedung DPRD DIY.
Menurut Lis, pola kerja sama semacam ini membutuhkan waktu panjang hingga dapat berdiri kukuh. Hasilnya terlihat dari tren positif jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara yang tumbuh rata-rata 15 persen hingga Mei 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Salah satu kuncinya ialah penguatan promosi digital, termasuk melalui platform “Visiting Jogja”, yang mempermudah wisatawan mendapatkan informasi dan pengalaman berkunjung, sekaligus memberi nilai tambah bagi pelaku usaha kecil.
“Fokus kami ialah memperluas pola kerja sama antar-destinasi, pelaku ekonomi kreatif, dan teknologi digital. Dukungan ini juga menyasar desa-desa wisata dan UMKM lokal guna menciptakan nilai tambah bagi daerah,” ungkapnya.
Lis juga menekankan bahwa langkah ini selaras dengan semangat Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang sejak 1990 telah mencanangkan Yogyakarta sebagai kota wisata, kota pelajar, dan kota budaya.
“Landasan ini tetap relevan hingga hari ini dan menjadi pondasi bagi pertumbuhan pariwisata dan ekonomi daerah,” tegasnya.
Kesiapan teknologi digital juga menjadi modal strategis bagi daerah lain, termasuk Lampung, untuk mengoptimalkan daya saing destinasi wisata.
“Platform ‘Visiting Jogja’ memberi pengalaman lebih bagi wisatawan dan nilai tambah bagi pelaku usaha kecil. Model ini dapat direplikasi daerah lain yang sedang mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Lampung, Fauzi Heri mengapresiasi strategi pengembangan pariwisata DIY yang holistik dan berkelanjutan. Ia menyebut pola pengembangan pariwisata DIY dapat dijadikan contoh bagi Lampung untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan memperluas pemerataan ekonomi daerah.
“Ekosistem wisata yang dikembangkan Yogyakarta memberi nilai strategis bagi daerah lain, termasuk Lampung. Model kerja sama antar daerah, pelibatan UMKM, hingga digitalisasi promosi ini relevan untuk diterapkan guna mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Kunjungan kerja ini juga dimanfaatkan untuk menjajaki kerja sama antar daerah, khususnya terkait pengembangan program budaya dan pariwisata serta mekanisme pemberdayaan masyarakat lokal.
Diharapkan, langkah ini dapat menjadi momentum bagi Lampung dan Yogyakarta untuk saling bertukar pengalaman dan memperkuat sinergi dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan.