LAMPUNG TENGAH - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) KabupatenĀ Lampung Tengah terus mendorong rekan-rekanita pengurus yang ada di pimpinan komisariat dan pimpinan ranting masing ā masing untuk senantiasa terus meningkatkan jejaring (network) sekaligus kapasitas dan kualitas kader sesuai dengan ghirah; āBelajar, Berjuang dan Bertaqwaā.
Hal tersebut ditegaskan rekan Edi Hermawan dihadapan lima puluh lima peserta saat mengisi materi Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Pimpinan Ranting IPNU - IPPNUĀ Gaya Baru III Kecamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah, di Komplek Pesantren Al Ikhlas, Minggu (25/9).
āKami berharap kepada rekan dan rekanita teruslah berkiprah dan menjadi pelopor dalam memajukan organisasi ini. Buatlah forum-forum diskusi kecil-kecilan, tidak harus mewah, untuk membahas kemajuan organisasi, dan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk aksi seperti : Hari Santri Nasional, Peringatan Tahun Baru Hijriyah 1438 H, Harlah IPNU dan IPPNU dan lain-lain,ā imbuh alumni IAIM NU Metro Lampung itu.
Pengasuh Pesantren Al Ikhlas Gaya Baru III, Kiai Abdu Suaib, Ā mengaku sangat bangga dengan pemuda pemudi yang aktif dan semangat dalam wadah IPNU ā IPPNU ini.
āSebagai kader yang paling muda di struktural NU, harus siap dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun, dalam mengamalkan sekaligus mensyiarkan agama Islam dalam Ahlussunah wal Jamaan an Nahdlliyyah,ā katanya.
Ketua Ranting IPNU Gaya Baru III, Yudianto, menambahkan, tujuan dari jenjang pengkaderan Makesta ini adalah menciptakan kader IPNU ā IPPNU yang berpegang teguh terhadap ajaran Islam ahlussunnah wal jamaāah, mempunyai kesadaran sosial yang tinggi, memiliki pengetahuan yang mendalam dan keterampilan yang memadai dalam berorganisasi, kader IPNU ā IPPNU harus siap lahir batin.
Materi Makesta antara lain; ke-IPNU-an, ke-IPPNU-an, keorganisasian, Aswaja an Nahdliyyah,Ā dan diisi dengan beberapa game-game.
Turut hadir dalam Makesta antara lain ; unsur MWC NU kecamatan Seputih Surabaya, Ranting NU Gaya Baru III Muslimat NU, GP Ansor, Fatayat NU, dan lain ā lain. (Akhmad Syarief)