KASUS sadistis yang terjadi di di Dusun Tanjung Bayur, Desa Tejang, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan merupakan satu dari banyak contoh pergeseran nilai estetika masyarakat Indonesia. Tingginya kasus kekerasan yang terjadi di dalam keluarga juga menjadi gambaran betapa nilai-nilai agama sudah berkurang sangat jauh dari kehidupan manusia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, Dr. KH Khairuddin Tahmid, mengatakan, kasus bapak yang membunuh dua anaknya dan kemudian menganiaya isterinya hingga nyaris tewas, merupakan implikasi dari berbagai faktor, mulai dari tekanan hidup hingga moralitas masyarakat yang sudah jauh dari tuntunan agama.
āDalam padangan Islam ini disebut Jarimah atau pidana. Ini merupakan kejahatan murni yang punya implikasi hukum yang jelas,ā kata pria yang juga menjadi Wakil Dekan fakultas Syariah IAIN Lampung ini.
Kasus semacam ini, kata Kyai Khairuddin, bukan kejadian pertama. Ā Dia mencontohkan kasus lain dimana bapak tega memperkosa anak kandungnya sendiri dan kasus-kasus lainnya.
āKehidupan yang semakin hedonis, melihat tayangan-tayangan yang mempengaruhi jiwa, tingginya tingkat stress dan tuntutan ekonomi menjadi faktor-faktor yang berpengaruh dalam kejadian ini,ā jelasnya.
Menurut mantan Ketua PWNU Lampung ini, cara efektif untuk terhindar dari kasus ini adalah dengan menciftakan harmonisasi di dalam keluarga.
āBagaimana menciftakan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Peran ulama dan pemuka agama juga penting untuk memberi pemahaman kepada masyarakat,ā sarannya.
Sadis
Seperti diketahui, tragedi berdarah terjadi di Dusun Tanjung Bayur, Desa Tejang, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan. Kamis (21/7) dinihari, seorang pria tega membunuh dua anaknya yang masih di bawa lima tahun dan kemudian membacok isterinya hingga nyaris tewas.
Bocah malang itu, Yuda (4) dan Alka (2) tewas diduga dicekik oleh Kasda (32), bapak kandungnya sendiri. Pelaku juga kemudian membacok Ojah (30) isterinya dengan golok.
Tak cuma sebatas menghabisi seluruh keluarganya, Kasda juga sempat mengamuk dan melukai beberapa tetangganya. Seorang tetangga mengalami luka serius pada bagian wajah dan perut karena terkena gergaji yang dibawa tersangka.
Dari pengakuan pelaku, ia melakukan pembantaian terhadap keluarganya lantaran dibayang-bayangi rasa takut. Sebelumnya, ia sempat berkelahi dengan seseorang di tempatnya bekerja di Suwoh, Lampung Barat. Karena bayangan takut akan dibunuh oleh orang yang memusuhinya, ia lantas menghabisi seluruh nyawa keluarganya.
āDari pada nanti saya yang dibunuh, dan keluarga saya tidak ada yang menghidupi, lebih baik saya bunuh saja semua,ā katanya. (jihan)
Ā