NU Online

Pentingnya Pemahaman Fiqih Komprehensif dan Kontemporer bagi Pembimbing Manasik Haji

Sabtu, 28 September 2024 | 18:28 WIB

Pentingnya Pemahaman Fiqih Komprehensif dan Kontemporer bagi Pembimbing Manasik Haji

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Profesional di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (Foto: LD PBNU)

Bekasi, NU Online Lampung

Pemahaman yang komprehensif dengan syarah kitab dan keragaman fiqih, membuat pembimbing manasik haji lebih arif dan bijaksana. Khilafiyah (perbedaan) di antara berbagai mazhab, menurutnya, penting disampaikan mengingat heteroginitas jamaah haji tinggi.


Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Kemenag) Jawa Barat, Ajam Mustajam saat membuka acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Profesional di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).


Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Profesional perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman fiqih yang komprehensif dan kontemporer.


“Terkait dengan fiqih harus dilengkapi syarah kitabnya,” katanya dalam acara kerja sama Kanwil Kemenag Jawa Barat bersama Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) dan  UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.


Ia melanjutkan, ketika kita manasik haji menyampaikan paham Syafi’i tidak lainnya, sedangkan jamaah menerima (pemahaman) lainnya, bingung. Supaya tidak bingung, sampaikan semuanya.


“Di samping itu, kepada para asesor dan narasumber agar para peserta juga dibekali dengan fiqih kontemporer. Sebab, kebijakan murur diambil lima hari sebelum hari H pelaksanaan,” ungkapnya. 


“Harus fiqih kontemporer, jangan satu mazhab saja. Ketika ada persoalan di lapangan maka mana yang perlu dipakai,” katanya.


Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan kepada para peserta agar memperkaya ilmu dengan menyadari banyak kekurangan dan banyak yang belum tahu. Sebab, mengejar sehelai kertas bisa didapat di mana saja, tetapi tidak dengan mendapatkan ilmu.


Sementara itu, Sekretaris LD PBNU, KH Nurul Badruttamam menyampaikan, kegiatan ini merupakan ikhtiar bersama dalam memberikan pelayanan bagi jamaah haji. 


“Hal ini dilakukan sejak dini, jauh sebelum waktu pelaksanaan haji, karena sebagai upaya melayani jamaah haji sebaik-baiknya. Optimalisasi bimbingan sejak dini jamaah haji Indonesia,” tuturnya.


Menurutnya, sebagaimana diketahui, tingkat kepuasan jamaah haji Indonesia berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 88,20 persen.


Baca selengkapnya di sini