Warta

Peringati Hari Ibu PW Fatayat NU Lampung Latih Kader Budidaya Hidroponik

Rabu, 23 Desember 2020 | 08:26 WIB

BANDAR LAMPUNG. Memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2020, Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Lampung mengadakan kegiatan pelatihan wirausaha baru di bidang hidroponik. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari penanganan dampak pandemi covid-19 kerja sama PW Fatayat NU Lampung dengan Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja Ditjen Bina Penta dan PKK Kemnaker RI.

Kegiatan yang mengusung tema Budidaya tanaman hidroponik tersebut dilakukan dengan membentuk tiga kelompok binaan yaitu, kelompok masyarakat bina Harapan, Kuntum Mekar Wangi, dan Berkah Jaya Abadi. Kegiatan pelatihan yang diadakan selama tiga hari tersebut dihadiri Ketua Pw Fatayat NU Lampung, Wirdayati,  Pembinaan Fatayat NU Lampung Khalida S.H mediator, perwakilan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung, serta narasumber dari Politeknik Negeri Lampung.

Saya berharap materi yang diperoleh bisa dipraktikkan di rumah. Setidaknya, dapat dimanfaatkan untuk ketahanan pangan keluarga, dengan makan dari apa yang ditanam, dan tanam apa yang akan dimakan. Syukur-syukur bisa berkembang dalam skala yang lebih besar dan hasilnya dapat masuk ke dunia usaha dan industri.

Wirdayati (Ketua PW Fatayat NU Lampung)

Ketua PW Fatayat NU  Wirdayati dalam sambutannya mengatakan, bahwa perempuan sebetulnya memiliki potensi yang besar untuk turut serta membangun ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan bercocok tanam. Namun, rata-rata untuk dapat melakukan kegiatan tersebut, masyarakat terkendala lahan yang terbatas. Oleh karena itu, pengetahuan sistem tanam hidroponik menjadi penting untuk dikenalkan kepada para kader. Dengan sistem tersebut, para kader dapat bercocok tanam di lahan sempit sekalipun, serta hemat pupuk dan air.

“Saya berharap materi yang diperoleh bisa dipraktikkan di rumah. Setidaknya, dapat dimanfaatkan untuk ketahanan pangan keluarga, dengan makan dari apa yang ditanam, dan tanam apa yang akan dimakan. Syukur-syukur bisa berkembang dalam skala yang lebih besar dan hasilnya dapat masuk ke dunia usaha dan industri,” ujar Wirdayati.

Dalam pelatihan tersebut peserta dikenalkan dengan sistem partanian modern yang mudah dikerjakan, bahkan di lahan yang sempit sekalipun, seperti teras.  Selanjutnya, peserta juga diajak melakukan praktik penanaman, mulai dari penyemaian, meracik nutrisi atau pupuk hingga memanen. (Sunarto)


Terkait