[caption id="attachment_1616" align="alignnone" width="500"]

Fatikhatul Khoiriyah[/caption]
Usianya masih terbilang muda. Tapi peran dan karirnya dalam penyelenggaraan Pemilu, khususnya di bidang pengawasan, tak diragukan lagi. Dialah Fatikhatul Khoiriyah, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung. Meski merupakan anggota Bawaslu termuda se-Indonesia, Fatikha, yang sebelumnya adalah Ketua Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran di Bawaslu Lampung itu, sangat terlihat jelas kinerjanya.
Bersama dua rekannya di Bawaslu, dan tim Panwaslu di kabupaten kota, mereka menemukan ada ratusan kasus pelanggaran saat Pemilu legislatif lalu. Pelanggaran itu mulai dari administratif, etik, maupun pidana. Meski tidak semuanya terbukti dan masuk ke ranah hukum, tapi ada sekitar 50 an orang yang menjadi tersangka dari temuan tersebut, dan beberapa diantaranya mendapat vonis hukum karena kasus penggelembungan suara. Sedangkan saat Pilpres lalu, ada satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang menggelar pemilihan ulang atas rekomendasi Bawaslu.
Berikut wawancara kru
nulampung.or.id,
Ila Fadilasari, dengan Fatikhatul Khoiriyah, di sela-sela kerjanya, terkait masalah pengawasan Pemilu dan hal-hal lainnya.
Bagaimana mulanya hingga menjadi Bawaslu Lampung?
Semula saya menjadi tim assistensi Panwaslukada DKI Jakarta. Karena aktivitas saya di pengawasan Pemilu, maka saat ada rekrutmen Bawaslu Propinsi se-Indonesia, saya mencoba mendaftar di Lampung. Saya sadar saya masih banyak keterbatasan, terutama dari segi usia, masih sangat muda ketika itu.
Apakah sebelumnya sudah tertarik di dunia politik?
Ya, karena memang selama menjadi mahasiswa saya aktif di organisasi kemahasiswaan dan studi saya terkait dengan hukum dan politi. Bagi saya politik itu menarik dan penuh tantangan. Apalagi sebagai perempuan yang masih dianggap second line, disinilah kita di uji untuk bisa mengaktualisasikan kemampuan, sehingga tidak hanya diberi kesempatan karena "kuota perempuan" tetapi karna kita memang layak dan mampu berdaya.
Sudah di Jakarta, mengapa kembali ke Lampung?
Awalnya ini faktor keluarga. Orang tua menginginkan saya kembali ke Lampung setelah menyelesaikan studi strata dua di Jakarta. Tetapi tekad saya waktu memutuskan merantau di Jakarta dulu akan pulang ke Lampung ketika sudah bisa sukses dan bermanfaat bagi orang banyak. Saya sangat ingin membuat orang tua bangga terhadap saya. Tentunya juga karna memang saya merasa tertarik dg dunia Pemilu. Bagi saya Pemilu bukan hanya kegiatan "memilih" tetapi jauh dari itu, Pemilu merupakan ikhtiar untuk memperbaiki kualitas bangsa dan negara.
Anda dikenal sangat berani menjalankan tugas pengawasan Pemilu, apa kiatnya?
Hmmm, selalu istiqomah saja. Selama apa yang kita lakukan benar, tidak perlu takut. Yang paling penting karna do'a orang tua, selalu menjadi kekuatan buat saya.
Apa tidak takut diancam oleh pihak-pihak yang dirugikan?
Sampai saat ini saya belum pernah mendapat ancaman, dan mudah2an tidak..
Menurut Anda, mengapa banyak pelanggaran dalam Pemilu?
Banyak faktor tentunya, salah satunya terkait dengan integritas penyelenggara, peserta dan pemilih. Saya rasa jika masing-masing subjek Pemilu bisa menjaga integritasnya, pelanggaran-pelanggaran Pemilu bisa diminimalisir. Itu bila sulit untuk ditiadakan.
Tren pelanggaran itu diantaranya carut marut Daftar Pemilih Tetap (DPT), dugaan politik uang, penggelembungan suara, dan kampanye tidak sesuai aturan, seperti pemasangan atribut semaunya. Pelanggaran juga banyak terjadi saat distribusi logistik seperti kesalahan surat suara antar Dapil, kekurangan surat suara, dsb.
Apa pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan saat menjadi pengawas Pemilu?
Yang paling sulit bagi saya adalah ketika saya harus melakukan penindakan terhadap teman-teman penyelenggara di tingkat bawah. Seperti ketika saya harus melaporkan para penyelenggara Pemilu terkait penggelembungan suara ke penegak hukum. Sebagai manusia biasa tentunya saya sangat prihatin dan tidak tega. Sulit bukan berarti susah menegakkan aturan, tapi sulit secara psikologis. Sebenarnya tidak tega. Tetapi sebagai pengawas Pemilu hukum harus ditegakkan. Saya berharap mereka dan kita semua bisa memahami dan mengambil pelajaran penting shingga kedepan bisa lebih baik.
Menurut anda, apa menariknya pekerjaan sebagai pengawas Pemilu itu?
Hmmm banyak tantangan, integritas kita benar di pertaruhkan. Disini kita bisa bagus juga bisa busuk.
.
Bagaimana menciptakan kerja sama yang baik dengan teman-teman sesama Bawaslu atau Panwaslu, agar komitmennya sama?
Saling menghargai dan menjaga satu sama lain.. yang pasti saya menyebarkan virus cinta dalam hubungan pekerjaan di pengawasan maupun dg stakehoolder pemilu yang lain sehingga jalinan yang aada bukan hanya formalitas lembaga tapi ada ikatan emosinal yang terbangun ddg kasih sayang.
[caption id="attachment_1617" align="alignnone" width="500"]

Sosialisasi Pengawasan Pemilu bersama Perguruan Tinggi[/caption]
Kenapa Anda belum menikah?
Hehhe kalau soal ini saya hanya bisa berdo'a semoga Yang Maha Ngerti segera memberikan kemudahan.. Amien
Bukan karena sibuk kerja ngawasin Pemilu kan?
Ndaklah.. ini soal waktu saja hehe
Sudah ada calon belum?
Alhamdulillah sudah, ada dech.. masih menjadi misteri Ilahi "kata Ari Lasso" hahaha
Setelah menjadi pengawas pemilu, yang kerjanya diantaranya mengawasi para komisioner KPU, mungkin tidak satu saat tertarik jadi penyelenggara pemilu?
Sangat mungkin hehehe..
Biodata:
Nama : Fatikhatul Khoiriyah, SHI, MH
Tempat/Tanggal Lahir : Sumbersari, 05 April 1982
Alamat : Desa Teluk Dalam, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur
Pendidikan:
• Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2009
• Megister Hukum Universitas Jayabaya Jakarta Tahun 2011
• Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) PERADI Tahun 2011
Pekerjaan
• Ketua Bawaslu Provinsi Lampung
• Tenaga Profesional pada divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Panwaslukada DKI Jakarta Tahun 2011-2012
• Staf Khusus Komisoner Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN) Tahun 2010-2011
• Pemantau LP3ES Pemilu Legislatif dan Presiden Kab.Lampung Timur tahun 2004