Warta

Pergunu Lampung: Jangan Paksakan Full Day School

Senin, 22 Agustus 2016 | 14:19 WIB

BANDAR LAMPUNG - Rencana Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Efendi, mengenai penerapan sistem belajar seharian penuh atau full day school masih menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Sekalipun rencana kebijakan masih dalam tahap kajian, namun hal tersebut menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya bagi dunia pendidikan. Sekretaris Pengurus Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu Lampung), Ihsan Mustofa, mengatakan, pada hakikatnya setiap kebijakan pemerintah itu memihak kepada dunia pendidikan itu sendiri, sehingga wajib didukung. Akan tetapi, terkait dengan rencana penerapan sistem full day school bagi siswa SD dan SMP, lanjut Ihsan, pemerintah terkesan memaksakan kehendak. Menurutnya, masih banyak hal yang harus dibenahi dan disiapkan oleh pemerintah apabila ingin menerapkan kebijakan tersebut. Seperti kesiapan sarana dan prasarana, biaya yang akan lebih banyak, serta persiapan lainnya yang memerlukan kajian mendalam dan teliti. ā€œKami kurang setuju dengan rencana tersebut, dan terkesan dipaksakan. Masih banyak hal lain yang lebih penting untuk diselesaikan daripada menerapkan rencana kebijakan baru tersebut. Lebih baik kita focus saja dengan kurikulum K 13, membenahi apa yang kurang dari kurikulum tersebut agar menjadi solusi yang baik bagi dunia pendidikan,ā€ jelasnya. Untuk menerapkan nilai karakter, Ihsan menyarankan pemerintah menghidupkan madrasah diniyah di sekolah-sekolah. ā€œMelalui belajar di madrasah diniyah itulah peserta didik akan lebih mendalami dan memaknai pendidikan karakter sebagaimana yang kita harapkan,ā€ katanya. ā€œSebab, bukan tidak mungkin nantinya apabila rencana kebijakan FDS tersebut benar diberlakukan, akan dapat mematikan peran madrasah diniyah,ā€ tutupnya. (Sunarto)