BANDAR LAMPUNG – Pemerintah berencana membangun sebuah masjid di Lampung dan diproyeksikan menjadi masjid terbesar di Pulau Sumatera.
Masjid yang diberi nama ‘Attanwir’ ini dibangun diatas lahan seluas 20 hektare di kawasan Institut Teknologi Sumatera (Itera), dan mampu menampung 42.000 jemaah.
Masjid ini akan dibangun mewah dan megah serta dilengkapi berbagai fasilitas seperti rest area, restoran, Islamic Center, rumah sakit, kantor sewa, plaza masjid, asrama taman hingga kolam retensi.
Arsitek masjid, Budi Faisal, menuturkan, pengembang juga akan membangun menara setinggi 99 meter dan disetting dapat mengeluarkan cahaya siang dan malam.
“Jaraknya masjid dengan pintu tol hanya 500 meter. Jadi siapapun yang melintas bisa melihat menara penanda tersebut. Karena cahayanya dari jauh juga sudah kelihatan,” ungkap Budi dalam acara petelakan batu pertama pembangunan masjid, Kamis (6/10).
Masjid ini juga dilengkapi dengan jalur baris berkebutuhan khusus untuk memudahkan jemaah yang menggunakan kursi roda.
Rektor Itera, Ofiyar Z. Tamin mengatakan sumber dana pembangunan masjid akan digabung dari APBD Kabupaten/kota, APBD provinsi dan juga APBN.
“Anggaran yang kita butuhkan mencapai Rp333,38 miliar. Ini memang jumlahnya sangat besar. Tetapi kan kita bangun bertahap selama 3 tahun. Kita optimis 3 tahun ke depan bisa selesai,” ungkap Rektor.
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, mengatakan, ide awal pembangunan masjid ini merupakan hasil diskusinya dengan Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo.
Menurutnya, pembangun masjid ini sangat penting, terlebih dibangun di lahan Itera yang menghasilkan orang-orang berpendidikan.
Dengan adanya Masjid terbesar di Itera, diharapkan manusia yang dihasilkan tak hanya menyemai bibit pengetahuan yang tinggi, tetapi juga iman dan taqwa yang kuat.
“Untuk itu saya berikan nama untuk masjid ini ‘Attanwir’ yang artinya sebagai tempat pencerahan dan pembaharuan untuk peradaban yang lebih baik,” jelasnya.
Kata Zulkipli, pembangunan masjid ini bukan hanya tanggnungjawab Itera, tetapi harus enjadi tanggungjawab bersama, mulai dari Pemkab, Pemprov hingga pemerintah pusat.
“Lampung ada 15 kabupaten/kota. Kalau dikali 2 miliar per kabupaten sudah 30 miliar, dari provinsi 50 miliar kan sudah lumayan. Tinggal penambahan dari pusat,” katanya. (jihan)